Cuaca Indonesia Terasa Lebih Dingin Karena Fenomena Aphelion, Posisi Matahari Menjauh? Ini Faktanya

- 7 Juli 2023, 18:42 WIB
Cuaca di Indonesia lebih dingin karena fenomena Aphelion? Cek faktanya/istimewa/pixabay/BlenderTimer
Cuaca di Indonesia lebih dingin karena fenomena Aphelion? Cek faktanya/istimewa/pixabay/BlenderTimer /

KILASCIMAHI - Sering merasakan cuaca di Bandung atau daerah lain di Indonesia lebih dingin akhir-akhir ini? Benarkah karena fenomena Aphelion?

Viral di media sosial menyebutkan bahwa kondisi cuaca lebih dingin di Indonesia ini dikarenakan fenomena Aphelion.

Dalam narasi di medsos itu disebutkan bahwa cuaca lebih dingin di Indonesia ini dikarenakan posisi matahari berada di posisi terjauh dengan bumi atau disebut juga fenome Aphelion.

Tapi benarkah kondisi suhu cuaca lebih dingin di Indonesia ini karena terpengaruh fenomena Aphelion atau letak posisi matahari yang menjauh?

Baca Juga: Viral Fenomena Langka Mengerikan: Air Menyembur dari dalam Tanah Setinggi 6 Meter di Kawasan Gunung Kidul?

Untuk mengetahuinya, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Untuk diketahui, fenomena Aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.
Meski demikian, kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena Aphelion.

Dikutip dari laman resmi BMKG, disebutkan bahwa saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi.

Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.

Fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September).

Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin.

Baca Juga: Promo Tiket Bioskop Terbaru Juli 2023, Bayar Pakai GoPay Dapatkan Cashback Rp10.000

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari.

Hal ini dikarenakan tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari. Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari.

Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.

Baca Juga: Begini Cara Membuat Obat Herbal Kolesterol Ala dr Zaidul Akbar, Bisa Dibuat Di Rumah

Demikian cek fakta mengenai kondisi cuaca Indonesia yang lebih dingin dari biasanya.

 

 

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x