Arti Mimpi Apakah Bisa Dipercaya? Berikut Hasil Tinjauan Menurut Pandangan Islam Dan Psikologi

- 4 November 2022, 20:00 WIB
Arti mimpi bertemu ulama, berikut penjelasan Abah Guru sekumpul
Arti mimpi bertemu ulama, berikut penjelasan Abah Guru sekumpul /Pixabay/Wokandapix/

KILAS CIMAHI– Mimpi seringkali hanya dianggap sebagai bunga tidur, apalagi di era sekarang ini dengan peradaban modern dan teknologi yang canggih, mimpi sering dianggap tidak memiliki arti dan tidak ilmiah

Apakah benar mimpi hanya sekadar bunga tidur, tidak memiliki arti dan tidak dapat dipercaya?

Lantas kenapa ada juga masyarakat yang kerap kali percaya arti mimpi  tertentu dan mengaitkannya terhadap suatu kepercayaan?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, simak penjelasan tentang arti mimpi apakah bisa dipercaya atau tidak?

Baca Juga: Arti Mimpi Bertemu Orang yang Kita Suka Menurut Pandangan Islam, Primbon dan Psikolog

Ternyata mimpi dan keterkaitan dengan arti juga dibahas dalam Islam dan kajian psikologi, loh!

Artinya mimpi memiliki arti tersendiri di dalam Islam dan dunia psikologi.

Dikutip dari Husna: 2018 dalam jurnal psikologi dan psikologi Islam (Jamaluddin, 2020), menjelaskan bahwa mimpi dikaji dalam aliran psikoanalisa.

Di dalam jurnal tersebut diketahui bahwa aktivitas mimpi dialami oleh seseorang dalam alam bawah sadarnya yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan juga kondisi mental.

 Baca Juga: Arti Mimpi Bertemu Orang yang Sudah Lama Tak Bertemu, Yakin Dia Mikirin Kamu?

Cerminan dari gejala-gejala kejiwaan bisa memengaruhi aktivitas mimpi seseorang.

Di dalam Islam sendiri mimpi dapat dibagi menjadi mimpi benar yang baik dan mimpi jelek atau buruk.

Ustaz Adi Hidayat pernah ditanya oleh jemaah tentang arti mimpi sebagaimana yang dikutip dari kanal youtube Islam Terkini.

“Mimpi dibagi dua, ada mimpi bagian petunjuk dari Allah, seperti kepada para Nabi, itu pasti wahyu, misal yang terdapat dalam QS:12 (Yusuf) ayat 4-5,” jawab Ustaz Adi Hidayat.

Beliau melanjutkan menjelaskan tentang arti ayat dalam surah Yusuf tersebut, di mana diceritakan kisah terbaik dalam Al-Qur’an.

Kisah terbaik tersebut adalah ketika Nabi Yusuf alaihissalam bertanya kepada sang Ayah bahwa ia melihat mimpi sebelas bintang, satu matahati, satu bulan bersujud kepadanya.

Ayah dari Nabi Yusuf alaihissalam ketika mendengar mimpi tersebut langsung tahu bahwa mimpi tersebut datang dari Allah subhanallahuta’ala.

Mimpi tersebut memiliki arti bahwa Nabi Yusuf alaihissalam akan mendapatkan kedudukan yang mulia dan lebih besar ketimbang Ayahnya kelak di kemudian hari.

 Baca Juga: 8 November 2022 Akan Terjadi Gerhana Bulan Total, BMKG: Fenomena Ini Dapat Diamati di Indonesia

Seperti Ustadz Adi Hidayat ternyata Buya Yahya pernah ditanya juga tentang jenis dan arti mimpi oleh jemaah sebagaimana yang dikutip dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Buya Yahya menjelaskan, Jenis mimpi kedua adalah mimpi jelek, merupakan mimpi yang datang dari setan.

“Mimpi jelek adalah mimpi yang melihat sesuatu yang menakutkan anda, membuar anda takut, dan gelisah,” jelas Buya Yahya.

Buya Yahya melanjutkan dengan menjelaskan ajaran Nabi jika melihat mimpi jelek.

Hendaknya kita meludah ke kiri dan membaca tiga ‘Qul’ (An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas) dan meminta perlindungan dari Allah.

Kemudian menoleh ke kiri lagi dan membaca tiga ‘Qul’ sembari meludah yang tidak keluar ludahnya.

Buya Yahya juga mengingatkan untuk tidak memikirkan mimpi tersebut dan juga tidak menceritakannya kepada orang lain.

 Baca Juga: Simak Arti Mimpi Mengendarai Mobil Menurut Tafsir Al-Ahlam, Primbon Jawa dan Psikologi

Ternyata mimpi di dalam Islam memiliki arti dan mempunyai kedudukannya sendiri yang tidak bisa disepelehkan begitu saja.

Sedangkan dalam dunia psikologi sebagaimana yang dipaparkan oleh Syawal & Helaluddin: 2018 dalam (Jamaluddin, 2020), mengungkapkan bahwa aktivitas mimpi itu sendiri merupakan kegiatan yang kreatif.

Seseorang mengambil ingatan yang pernah dialami, sesuatu yang di masa sebelumnya pernah menjadi kekhawatiran, sesuatu pada masa kanak-kanak, atau konflik serta masalah yang belum terselesaikan dan disesali.

Ingatan-ingatan tersebut terangkai di dalam aktivitas mimpi yang berkaitan dengan beberapa peristiwa yang disebutkan sebelumnya yang terjadi di dalam mimpi seseorang.

 Baca Juga: Mimpi 7 Hewan Ini? Bisa Punya Arti Ada Orang Berniat Buruk Padamu, Simak Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Mimpi tersebut akan terlihat masuk akal dan memiliki relevansi tersendiri di dalam kehidupan.

Artinya dapat disimpulkan bahwa mimpi memiliki arti yang dapat disimak dari sudut pandang Islam dan Psikologi.

Dalam Islam mimpi baik adalah datang dari Allah dan membawa kabar gembira, hal ini dalam psikologi merupakan representasi dari spritualitas dan bersumber dari dimensi transendental.

Mimpi yang jelek datang dari setan dan membawa kegelisahan dan ketakutan,

Di dalam psikologi mimpi ini dipengaruhi oleh kondisi spritual yang lemah atau kondisi terganggunya mental.

 

Sebagai contoh dalam psikologi, seorang yang sering di-bully, mendapatkan intimidasi, dan deksriminasi, memiliki kemungkinan besar kejadian-kejadian tersebut terbawa ke alam mimpi.

 

Hal tersebut disebabkan oleh trauma dan ketakutan sehingga terbawa dalam aktivitas mimpi.

 

Terakhir dari sudut pandang psikologi, mimpi bisa disebabkan oleh lingkungan dan kondisi dorongan sadar seseorang.

 

Peristiwa-peristiwa sebelumnya atau sebuah keinginan yang besar secara sadar bisa mendorong hal tersebut ke dalam aktivitas mimpi seseorang.

 

Sebagai contoh jika kita sering memikirkan doi, maka akan ada kemungkinan besar si doi bisa masuk ke dalam aktivitas mimpi kita.

 Baca Juga: Ternyata Ini Arti Mimpi Bertemu Dengan Orang Yang Meninggal, Simak Jika Kamu Pernah Mengalaminya

Itulah penjelasan tentang mimpi, sekarang apakah mimpi bisa dipercaya?

Untuk kesimpulan tersebut dikembalikan lagi ke pembaca masing-masing untuk bisa memilah dan memilih mana yang harus dipercaya dan mana yang tidak harus dipercaya.

Tetaplah selalu berpikir positif dan tidak terlalu terbawa suasana.

Jika ada mimpi-mimpi tertentu yang harus banget diartikan karena buat penasaran, bisa ditanyakan langsung kepada ahli, seperti psikolog dan ustaz atau ustazah yang terpercaya.

***

 

Sumber:

https://doi.org/10.18860/psikoislamika.v17i2.10629

Editor: Baiq Aprilia Intan Sinara H.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x