Harusnya PDIP Lebih Malu dengan Kelakuan Arteria Dahlan, Aa Maung: Masa Lupa sama Marhaen

- 25 Januari 2022, 10:06 WIB
Jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Barat dan ratusan kader berziarah ke makam Ki Marhaen di RT 04/03, Kampung Cipagalo, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Sabtu, 5 Juni 2021.
Jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Barat dan ratusan kader berziarah ke makam Ki Marhaen di RT 04/03, Kampung Cipagalo, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Sabtu, 5 Juni 2021. //dok.istimewa ///dok.istimewa /galamedianews.com

Seperti yang dilakukan oleh Jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Barat dan ratusan kader berziarah ke makam Ki Marhaen di RT 04/03, Kampung Cipagalo, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Sabtu, 5 Juni 2021.

"Marhaen adalah sosok yang tidak lepas dari sejarah perjuangan bung Karno dalam memerdekakan bangsa ini," kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono saat memimpin doa bersama dan tabur bunga di makam Marhaen pada waktu itu.

"Marhaen menjadi inspirasi ideologi Marhaenisme, ajaran yang memiliki kekhasan yang ada di Indonesia dan tak ada di negara lain," tambahnya.

Ono menuturkan, Marhaen menjadi sebuah penyemangat bagi Bung Karno dalam memperjuangkan Indonesia keluar dari penjajahan, hingga akhirnya Indonesia bisa merdeka 17 Agustus 1945.

"Intinya kami PDI Perjuangan mengenal jas merah, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah," tutur anggota Komisi IV DPR RI ini.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu! Hal Sederhana Ini Jika Dilakukan Anak Jadi Penurut

Ditambahkan Aa Maung, ucapan Arteria Dahlan yang merendahkan Bahasa Sunda dengan meminta Jaksa Agung memecat Kajati hanya gara-gara menggunakan Bahasa Sunda dalam rapat, sudah sangat menyakiti hati masyarakat Sunda pengguna Bahasa Sunda.

Marhaen, yang menginspirasi Sukarno pun, kata Aa, pasti merupakan masyarakat Sunda pengguna Bahasa Sunda.

'Kalau melihat ini, harusnya bagaimana sikap PDIP? Masa membiarkan begitu saja?''cetus dia.

Aa Maung juga menyayangkan tidak lantangnya suara para waktil rakyat di senayang, khususnya di PDIP dan juga partai-partai lainnya, yang bersuku Sunda.

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x