KILASCIMAHI - Ketika mengirimkan hadiah berupa doa dan Al Fatihan kepada arwah atau yang sudah meninggal akan sampai? Simak penjelasan Menurut ulama.
Ketika memberikan hadiah kepada orang yang masih hidup maka kita bisa memberikan barang atau keinginan yang ia inginkan, Namun jika yang sudah meninga bagimana kita mengirim hadia yang tepat?
Timbul pertanyaan jika mengirimkan hadiah berupa doa dan Al Fatihan kepada arwah atau yang sudah meninggal akan sampai?Berikut penjelasan ulama.
Dikutip dari nu.or.id, disebutkan bahwa hadiah doa, ampunan dan Al Fatihah sangat diharapkan oleh orang yang sudah meninggal.
Dalam sebuah riwayat—sebagaimana dikemukakan Syekh Nawawi Al-Bantani— dikatakan bahwa di dalam kubur, orang yang meninggal dunia seperti orang tenggelam yang meminta pertolongan berupa doa. Ia menanti datangnya doa dari anaknya, saudara, atau temannya. Ketika ia mendapatkannya, maka itu lebih ia sukai ketimbang dunia dengan seluruh isinya.
رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ مَا الْمَيِّتُ فِي قَبْرِهِ إِلَّا كَالْغَريقِ الْمُغَوَّثِ-بِفَتْحِ الْوَاوِ الْمُشَدَّدَةِ أَيْ الطَّالِبِ لِأَنْ يُغَاثَ-يَنْتَظِرُ دَعْوَةً تَلْحُقُهُ مِنِ ابْنِهِ أَوْ أَخِيهِ أَوْ صَدِيقٍ لَهُ فَإِذَا لَحِقَتْهُ كَانَتْ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Artinya, “Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda, ‘Tidak ada mayit yang berada dalam kuburnya kecuali ia seperti orang tenggelam yang meminta pertolongan—kal ghariqil mughawwats dengan diharakati fathah pada huruf wawunya yang bertasdid, yaitu orang yang meminta pertolongan—ia menunggu setetes doa yang yang dikirimkan anaknya, saudara, atau temannya.
Karenanya ketika ia mendapatkan doa, maka hal itu lebih ia sukai dibanding dunia dengan seluruh isinya,’” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, halaman 281).