Beribadah Haji Cukup Sekali Saja, Jangan Jadi Haji Pengabdi Setan Kata KH Ali Mustafa Yaqub

- 11 Mei 2022, 05:00 WIB
Ibadah haji cukup sekali, jangan sampai menjadi haji pengabdi setan kata KH Ali Mustafa Yaqub
Ibadah haji cukup sekali, jangan sampai menjadi haji pengabdi setan kata KH Ali Mustafa Yaqub //nu.or.id

Dijelaskan KH Ali Mustafa, ibadah haji telah ada sejak masa Nabi Ibrahim, tapi baru diwajibkan bagi umat Islam pada tahun 6 Hijriyah.

Meski demikian, kata KH Ali Mustafa, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat belum dapat menjalankan ibadah haji karena saat itu Mekkah masih dikuasai kaum musyrik. Setelah Nabi SAW menguasai Mekkah (Fath Makkah) pada 12 Ramadan 8 Hijriyah, sejak itu beliau berkesempatan beribadah haji.

Baca Juga: Benarkah Hukum Umroh Sebelum Haji Haram Bagi Calon Jamaah Haji? Simak Penjelasan Buya Yahya

Namun Nabi Muhammad SAW tidak beribadah haji pada 8 Hijriyah itu. Juga tidak pada 9 Hijriyah. Pada 10 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW baru menjalankan ibadah haji.

Tiga bulan kemudian, Nabi Muhammad SAW wafat. Karenanya, ibadah haji beliau disebut haji wada’ (haji perpisahan).

''Itu artinya, Nabi Muhammad SAW berkesempatan beribadah haji tiga kali, namun beliau menjalaninya hanya sekali. Nabi Muhammad SAW juga berkesempatan umrah ribuan kali, namun beliau hanya melakukan umrah sunah tiga kali dan umrah wajib bersama haji sekali. Mengapa?''ungkap KH Ali Mustafa.

''Sekiranya haji dan atau umrah berkali-kali itu baik, tentu Nabi SAW lebih dahulu mengerjakannya, karena salah satu peran Nabi SAW adalah memberi uswah (teladan) bagi umatnya,''jelas ulama yang pernah menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal ini.

Menurut dia, dalam Islam, ada dua kategori ibadah, yaitu ibadah qashirah (ibadah individual) yang manfaatnya hanya dirasakan pelakunya dan ibadah muta’addiyah (ibadah sosial) yang manfaatnya dirasakan pelakunya dan orang lain. 

Baca Juga: KLIK LINK Daftar Nama Calon Jamaah Haji 2022 yang Siap Berangkat
Dijelaskan KH Ali Mustafa, ibadah haji dan umrah masuk kategori ibadah qashirah. Kalau pada saat bersamaan terdapat kesempatan untuk melaksanakan ibadah qashirah dan muta'adiyyah, Nabi Muhammad SAW lebih memilih ibadah muta'adiyyah.

Tak hanya mencontohkan, KH Ali Mustafa menambahkan, Nabi Muhammad SAW juga menjanjikan kepada para penyantun anak yatim akan berada di surga berdampingan dengan dirinya seperti dua jari.

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x