Hal ini terlihat dari beberapa kali Bima menanyakan kepada Nur, sahabatnya tentang Widya.
Suatu hari, Bima mendatangi lokasi Tapak Tilas yang terlarang untuk dimasuki. Bahkan warga desa setempat pun tak ada yang berani masuk ke sana.
Di sana, Bima mengaku kepada Nur bahwa ia bertemu dengan sosok penari cantik.
Penari ini bersedia membantu Bima untuk mendapatkan Widya. Caranya, ia menyerahkan kawaturih, mahkota penari yang dipasang di lengan kepada Bima.
Bima pun diminta untuk menyerahkannya kepada Widya.
Baca Juga: Seram Banget, Aulia Sarah Bertemu Badarawuhi Asli, Begini Ceritanya
Tapi, Bima tampaknya malu untuk menyerahkannya secara langsung. Ia pun meminta kepada Ayu, teman satu program kerja (proker) untuk menyerahkannya kepada Widya.
Siang itu, Nur dan Anton, tengah mengerjakan proker mereka bersama warga desa, ketika hari sudah siang, ia tanpa sengaja melihat Widya dan wahyu, serta pak Prabu dan Ayu tengah mengendarai motor, mereka pergi meninggalkan desa, entah kemana.
“Nur, kancamu iku loh kok aneh seh” (Nur, temanmu itu kok aneh sih) tiba-tiba, Anton mengatakan itu
“aneh? sopo?” (aneh, siapa?)
“sopo maneh, kancamu, Bima” (siapa lagi, temanmu, si Bima)
“aneh yo opo?” (aneh bagaimana?)