Bikin Merinding, Inilah Penampakan Kawaturih milik Badarawuhi Untuk Memikat Widya Dalam KKN di Desa Penari

24 Mei 2022, 15:20 WIB
Begini penampakan kawaturih milik Badarawuhi yang diberikan kepada Bima untuk memikat Widya dalam KKN di Desa Penari //Tangkapan Layar Youtube/Rumah Tua

KILASCIMAHI - Ternyata inilah penampakan kawaturih milik Badarawuhi yang akan digunakan untuk memikat Widya oleh Bima dalam KKN di Desa Penari.

Berbagai cara yang dilakukan Bima untuk memikat Widya Seperti kisah KKN di Desa Penari versi Nur yang ditulis SimpleMan.

Oleh karena itu, Bima bersekutu dengan Badarawuhi, siluman ular di hutan lokasi KKN di Desa Penari, yang membekalinya kawaturih untuk memikat Widya.

Dalam budaya Jawa, setiap penari gandrung khususnya, selalu mengenakan kawaturih yang dipasang di bagian lengannya.

Baca Juga: Jangan Permainkan Firasat Seorang Ibu Seperti Widya Asli Dalam KKN di Desa Penari, Ini Ulasannya

Pembahasan mengenai kawaturih dan selendang ini kembali ramai usai Aulia Sarah, pemeran Badarawuhi di film KKN di Desa Penari membuat postingan pada Senin 16 Mei 2022 di akun instagramnya, @owliasarah.

''selendang atau kawaturih?! (yang udah nonton pasti paham) @kknmovie ????????‍♀️????✨
#kkndidesapenari #badarawuhi #dawuh,''tulis akun @owliasarah seperti dikutip KilasCimahi.com, Senin 16 Mei 2022.

Berdasarkan thread SimpleMan pada 2019 lalu, Kawaturih dan Selendang Badarawuhi merupakan benda keramat.

Sebagaimana pada bagian akhir thread SimpleMan, Pak Prabu selaku kepala desa menanyakan asal dari dua benda keramat berupa Kawaturih dan Selendang Badarawuhi.

Nur yang saat itu menemui Pak Prabu menceritakan asal mula Bima menemukan kawaturih di sanggar.

Bima tampak menimbang apakah dia harus bicara atau tidak sampai akhirnya ia menyerah dan mengatakanya.

Baca Juga: Ngeri, Begini Penampakan Kawaturih milik Badarawuhi Untuk Memikat Widya Oleh Bima Dalam KKN di Desa Penari

“aku khilaf Nur” kata Bima,

“cah iki, pancet ae” (benar2 ya)

“gak, gak iku. aku pancen khilaf wes ngunu ambek ayu, tapi aku luweh khilaf, wes nyobak-nyobak melet Widya” (bukan, bukan itu, aku memang khilaf sudah melakukan itu sama Ayu, tapi aku lebih khilaf sudah mencoba membuat Widya suka sama aku)

“maksude?” tanya Nur penasaran.

“nang nggon sing mok parani, iku onok sing jogo, arek wedok ayu, jeneng’e dawuh” (di tempat yang kamu datangi ada penjaganya, seorang perempuan cantik, namanya dawuh)
“jin” tanya Ayu,

“gak. menungso” (tidak. manusia)

“mosok onok, iku ngunu jin,” (mana ada, itu jin)

terjadi perdebadan sengit antara Nur dengan Bima, dengan bersikeras Bima mengatakan yang ia temui seorang perempuan warga desa ini. namun, Nur membantah, tidak ada yang tinggal disana, lagipula tempat itu di larang sejak awal. namun, Bima terus menolak sampai tanpa sengaja,
-menampar Nur, hingga terseok di tepi sungai, Nur pun menghujani Bima dengan batu, seakan-akan kepala Bima sudah tidak beres, sampai akhirnya Bima mengatakan, “arek iku, wes ngekek’i aku, Kawaturih kanggo Widya, jarene iku jimat ben aku ambek arek’e di persatuno”
(perempuan itu, sudah memberiku semacam mahkota putih yang ada di lenganya, yang katanya, itu bisa membuat Widya selalu nempel sama aku)
Nur yang mendengar itu, semakin tersulut, “goblok yo koen, gorong 4 tahun, wes rusak utekmu, syirik koen Bim”

(bodoh ternyata kamu ya, belum 4 tahun sudah rusak isi kepalamu, yang kamu lakukan itu menyekutukan Bim)

Baca Juga: Gara-Gara Adegan Potong Ayam, Syuting Film KKN di Desa Penari Jadi Berantakan, Ada Gangguan Mahkluk Halus?

Usai berbicara dengan Bima, Nur pun suatu waktu membuka isi tas milik Widya.

Nur membongkar semuanya, mencari hingga ke celah terkecil di tas yang Widya bawa, semua persedian yang ia bawa tak luput dari pencarianya, sampai, Nur akhirnya menemukanya.

sebuah logam melingkar, dengan bentuk ukiran dari kemuning, bentuknya indah layaknya-

sebuah perhiasan, tidak hanya itu, di tengahnya, ada batu mulia berwarna hijau, dengan wajah bingung, Nur bergumam sendiran “Kawaturih” itu, bagaimana bisa ada pada Widya.

Mbah Buyut yang sedang bersama Pak Prabu menjelaskan arti Kawaturih dan Selendang Badarawuhi pada Nur.

“Kawaturih dan Selendang Hijau yang kamu temukan, Nduk, adalah milik Badarawuhi. Benda itu digunakan oleh dia untuk membujuk dan merayu,” tutur Mbah Buyut.

Menurut penjelasan Mbah Buyut, perempuan yang mengenakan Kawaturih dan Selendang Badarawuhi membuat laki-laki tidak bisa menolak pesona pemakainya.

“Mengejutkan benda itu bisa keluar dari Tapak Tilas, karena seharusnya tidak ada yang boleh mengunjungi tempat itu lagi. Bahkan saya pun sudah berjanji tidak akan melewati tempat itu,” imbuh Mbah Buyut.

Baca Juga: Gara-Gara Adegan Potong Ayam, Syuting Film KKN di Desa Penari Jadi Berantakan, Ada Gangguan Mahkluk Halus?

Sementara penjelasan dari versi pakar spiritual mengenai kawaturih bukan sekedar mahkota biasa yang dipasang dilengan.

Dikutip KilasCimahi.com dari Kanal Youtube Mata Astral 'Ngobrol dengan Sang Penari di Tempat KKN Desa Penari yang diunggah pada 10 Mei 2022, disebutkan bahwa seorang anak Indigo bernama Koh JW mendatangi Desa Penari.

Dalam perjalanannya, Koh JW mendapati sebuah batu besar yang menjadi salah satu sumber energi negatif di kawasan hutan lokasi KKN di Desa Penari. Tak lama kemudian, ia pun mendengar suara gamelan.

Dan benar saja, tak lama kemudian, ia bertemu dengan puluhan siluman atau jin yang mukanya berantakan, ada yang pipinya sobek, hingga seluruh badannya berdarah.

Tak lama kemudian, ia bertemu dengan sosok penari yang sangat cantik yang ia duga merupakan Badarawuhi, siluman ular penguasa di lokasi KKN di Desa Penari.

Tak hanya bertemu dengan Badarawuhi, Koh JW pun melihat ada sosok pria yang gagah tinggi berkulit sawo matang yang ia duga merupakan Bima.

''Tapi tatapannya kosong, seolah hanya dicocok hidungnya ikut saja kemanapun penari ini pergi,''jelas Koh JW.

Bukan sekedar sosok Bima, ia pun melihat sosok penari lain dengan baju yang sama dengan Badarawuhi, yakni pakaian serba hijau.

Baca Juga: Begini Penjelasan Buya Yahya Terkait Sedia Kopi untuk Lelembut Seperti Mbah Buyut dalam KKN di Desa Penari

Seperti Badarawuhi, sosok penari lain ini juga mengenakan gelang mahkota yang kepalanya berbentuk ular yang hidup.

''Penari yang ini juga tatapannya kosong dan seperti menangis,''jelas Koh JW yang menduga bahwa ini adalah Ayu dalam kisah KKN di Desa Penari.

Gelang mahkota atau yang biasa disebut kawaturih ini ketika berada di alam gaib, kepalanya yang berbentuk ular itu hidup dan bergerak.

Demikian penjelasan mengenai mengerikannya kawaturih milik Badarawuhi yang diberikan kepada Bima untuk memikat Widya dalam KKN di Desa Penari.***

Editor: Dwi Surya Andhika

Tags

Terkini

Terpopuler