24 Juni Lima Planet Sejajar, Apa Dampak Terhadap Bumi, Benarkah Tanda Akhir Zaman, Ini Penjelasan Pakar

- 23 Juni 2022, 11:44 WIB
Fenomena planet sejajar 24 Juni 2022 apa dampaknya bagi bumi, jam berapa, apakah berbahaya, dan momen hari Jumat tanda apa?
Fenomena planet sejajar 24 Juni 2022 apa dampaknya bagi bumi, jam berapa, apakah berbahaya, dan momen hari Jumat tanda apa? /pixabay/0fjd125gk87

''Sepanjang bulan Juni 2022, masyarakat bisa menikmati parade langit Subuh,''ungkap Peneliti Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang seperti dikutip KilasCimahi.com, Selasa 21 Juni 2022.

Andi menjelaskan, fenomena konfigurasi ini dapat disaksikan selama kurang lebih 50 menit sesuai dengan waktu fajar masing-masing wilayah. Mulai dari awal fajar astronomis dengan ketinggian matahari -18o atau 75 menit sebelum matahari terbit (sekitar pukul 04.30 waktu setempat), hingga fajar bahari, dimana ketika ketinggian matahari -6o atau 25 menit sebelum matahari terbit (sekitar pukul 05.30 waktu setempat).

“Sejak 4 hingga 30 Juni, Merkurius akan memiliki kecerlangan yang bervariasi antara +2,06 hingga -0,61. Hal ini menunjukkan bahwa Merkurius akan semakin terang sampai di penghujung bulan Juni. Sedangkan untuk Venus bervariasi, antara -3,94 hingga -3,89, yang artinya akan sedikit redup pada akhir Juni,” jelas Andi.

“Sementara itu, Uranus bervariasi antara +5,89 hingga +5,87, yang artinya Uranus akan sedikit lebih terang pada akhir Juni. Serupa dengan Mars, Jupiter, dan Saturnus yang berturut-turut bervariasi, antara +0,57 hingga +0,47, -2,25 hingga -2,41, dan +0,68 hingga +0,56,” beber Andi.

Andi mengatakan, semua fenomena ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik, kecuali Uranus.

“Hal ini disebabkan karena kecerlangannya lebih besar +4,7 dari batas magnitude visual maksimum bagi wilayah perkotaan, sehingga diperlukan teleskop kecil berdiameter 10-25 cm agar dapat menyaksikan Uranus,” ungkapnya.

Andi menambahkan, fenomena ini dapat disaksikan selama cuaca cukup cerah, bebas dari polusi cahaya dan medan pandang yang bebas dari penghalang. Bahkan, bagi wilayah yang polusi cahayanya nyaris tidak ada (kondisi langit benar-benar bersih), Uranus dapat disaksikan tanpa menggunakan teleskop karena kecerlangan lebih kecil dari +6,5.

Dikutip dari BeritaKBB.com, ditambahkan Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, yakni Clara Yatini yang mengatakan bahwa fenomena langka lima planet sejajar ini bisa dilihat termasuk di Indonesia.

Akibat adanya fenomena ini, banyak masyarakat yang mencari tahu apa saja dampak yang akan terjadi di planet bumi.

Karena, fenomena 5 planet sejajar ini sangat langka terjadi dibandingkan dengan fenomena gerhana matahari atau bulan.

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah