PR CIMAHI - Menjalin sebuah hubungan merupakan hal yang wajar bagi setiap orang.
Seringkali dalam sebuah hubungan dapat menemukan permasalahan yang sama dan terulang.
Bagi beberapa orang terkadang jenuh menghadapinya, bahkan dirasa telah membereskan masalahnya dengan sejumlah solusi tapi tetap dihadapi oleh hal yang sama di kemudian hari.
Baca Juga: Tips Merawat Mata Agar Tetap Sehat
Bisa jadi Sobat Belia belum memahami apa sebenarnya yang harus diperbaiki. Untuk membantunya, simak hal yang sebaiknya ditinggalkan sekarang dari konflik hubungan yang itu-itu saja seperti dikutip oleh pikiranrakyat-cimahi.com dari Pikiran-Rakyat.com pada artikel yang berjudul 6 Cara Menghadapi Permasalahan Berulang dalam Sebuah Hubungan:
Mendengarkan
Begitu sebuah konflik hubungan dimulai, ibarat pintu air terbuka. Saat antar pasangan saling berbicara, menyela, dan berdebat untuk memasukkan berbagai argumen.
Baca Juga: Tips Hilangkan Noda Lipstik yang Menempel pada Gigi
Tapi terdapat satu hal yang cenderung dilupakan ketika memasuki zona konflik, yaitu mendengarkan.
Dengarkanlah dengan sungguh-sungguh, tidak hanya dengan separuh otak tapi juga seluruh hati. Coba ulangi apa yang ia katakan, taruh semua fokus pada pasangan.
Mungkin pada akhirnya Sobat Belia dapat kagum seberapa banyak ia mungkin akan terbuka ketika menaruh perhatian dan mendengarkan.
Baca Juga: Tips Berhenti Merokok
Daripada langsung membalas apa yang dikatakan, lebih baik diam dan pikirkan. Berikan pula kesempatan pasangan untuk menenangkan diri dan bernapas, terkadang saat hening sambil saling memandang mata dapat berkomunikasi lebih dari kata-kata.
Masa lalu
Hampir semua orang terjebak dalam konflik hubungan dan merasa telah melakukan sesuatu yang hampir mirip dengan kesalahan di masa lalu.
Baca Juga: Tips Membuat Kopi Agar Tetap Sehat Dikonsumsi
Ingatlah bahwa tidak ada yang bisa mengubah masa lalu, jadi mengungkit permasalahan di masa lalu hanya akan membuat pasangan merasa terjebak dan tidak berdaya.
Lepaskanlah apa yang sudah hilang dan coba fokus pada masalah saat ini yang menyebabkan konflik hubungan. Ini bisa juga sebagai kekuatan yang dapat dilakukan untuk sebuah perubahan. (Farida Al-Qodariah/Pikiran Rakyat)***