Setelah menyebutkan sejarah tentang Rajab, Al-Baihaqi mengatakan,
وَكَانَ ذَلِكَ فِي أَوَّلِ الْإِسْلَامِ أَنْ لَا يُقَاتِلُوا ثُمَّ أَذِنَ اللهُ تَعَالَى فِي قَتْلِ الْمُشْرِكِينَ فِي جَمِيعِ الْأَوْقَاتِ وَبَقِيَتْ حُرْمَةُ الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ فِي تَضْعِيفِ الْأُجُورِ وَالْأَوْزَارِ فِيهَا حِينَ خَصَّ اللهُ تَعَالَى هَذِهِ الْأَشْهُرَ بِزِيَادَةِ الْمَنْعِ فِيهِنَّ عَنِ الظُّلْمِ
“Pada awal Islam, umat Islam dilarang berperang, lalu Allah membolehkan umat Islam berperang dengan orang-orang musyrik pada semua waktu. Namun bulan-bulan haram tetap memiliki keistimewaan dengan dilipatkannya pahala dan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut.” (Syu’ab Al-Iman, 5/339).
Baca Juga: Yuk Baca Dan Lafalkan Doa Awal Tahun Agar Mendapatkan Kemurahan Allah SWT
Berdasarkan keterangan tersebut, Al-Baihaqi berpendapat bahwa pelipatan pahala ibadah pada bulan haram, khususnya Rajab, menunjukkan adanya anjuran memperbanyak ibadah pada bulan tersebut. Khususnya berdzikir
Hari Terbaik Puasa Rajab Menurut KH. Abdusshomad Buchori
KH. Abdusshomad Buchori menjelaskan, bahwa hari terbaik puasa rajab itu yang baik dilaksanakan selama sepuluh hari di bulan pertama bulan rajab. Namun, jika tidak kuat, boleh dikurangi hanya tanggal 1 dan 10 atau tanggal 10 saja. Boleh juga jika hanya dilakukan di tanggal 10 saja