Bolehkah Puasa Syawal Tidak Berurutan, Bagaimana Hukumnya, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

- 3 Mei 2022, 04:15 WIB
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan mengenai boleh tidaknya puasa Syawal berurutan
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan mengenai boleh tidaknya puasa Syawal berurutan //Tangkapan Layar Youtube/Muslimah Hijrah ID

KILASCIMAHI - Bolehkah puasa Syawal dikerjakan tidak berurutan, apa perbedaan pahala dengan yang berurutan, ini penjelasan Ustadz Adi Hidayat.

Usai merayakan Hari Raya Idul Fitri, umat Islam disunnahkan melaksanan puasa Syawal.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, bulan Syawal merupakan bulan untuk mempertahankan keimanan setelah menjalankan puasa selama hampir 30 selama Ramadhan.

Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan puasa di bulan Syawal.

Baca Juga: Niat Puasa Syawal dalam Bahasa Latin dan Terjemahan, Berapa Hari, Simak Penjelasannya

Pertanyaan yang sering muncul dari masyarakat ialah, apakah puasa Syawal boleh dijeda, atau harus berurutan?

Dikutip dari kanal Youtube Muslimah Hijrah ID, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa umat Islam yang ingin menjalankan ibadah puasa Syawal diberikan kelonggaran waktu yang cukup panjang.

"Nabi memberikan kelonggaran dimulai dari awal Syawal sampai akhir bulan Syawal," ujarnya.

Meski demikian, kata dia, haram hukumnya untuk menjalankan puasa pada 1 Syawal.

Hal ini lantaran pada tanggal itu umat Muslim dianjurkan melaksanakan salat Idul Fitri dan diharamkan untuk berpuasa.

"Tidak dibenarkan puasa Syawal di hari pertama (bulan Syawal), itu hukumnya haram,"jelas Ustadz Adi Hidayat.

Keutamaan melaksanakan puasa Syawal sangatlah besar.

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh", (HR Muslim).

Baca Juga: Begini Tips Mau Makan Enak Tanpa Khawatir Kolesterol Tinggi Ala dr Zaidul Akbar di Hari Raya Idul Fitri

Meski demikian, Ustadz Adi Hidayat, berurutan atau tidak berurutan bukanlah syarat untuk meraih pahala dan keutamaan dari puasa Syawal.

Jika melaksanakannya secara terpisah, Ustadz Adi Hidayat menilai, tidak ada masalah. Hal serupa juga jika melaksanakan secara berurutan.

Menurut dia, Rasulullah SAW sudah memberikan waktu yang cukup panjang untuk melaksanakan puasa Syawal, yakni dari tanggal 2 bulan Syawal hingga tanggal 29 Syawal.

Meski demikian, kata Ustadz Adi Hidayat, Semakin cepat melakukan puasa sunah Syawal, maka akan semakin baik.

Baca Juga: Berhubungan Suami Istri Saat Idul Fitri Diperbolehkan, Tapi Jangan Lakukan Ini Kata Ustadz Abdul Somad

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al-Maidah ayat 48 dan QS Al Imran ayat 133:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

“Berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ


“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

 

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah