Awal Bulan Rajab Diundur Jadi 3 Maret, Bagaimana Yang Sudah Berpuasa Hari Ini? Begini Penjelasa KH KH Ma’ruf

- 2 Februari 2022, 19:00 WIB
Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur KH Ma’ruf Khozin. (Foto: NU Online Jatim)
Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur KH Ma’ruf Khozin. (Foto: NU Online Jatim) /://www.nu.or.id/

KILASCIMAHI - Adanya pengumuman pemunduran Awal Rajab menjadi 3 Februari oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuat masyarakat bertanya-tanya.

Pasalnya, sebagian masyarakat meyakini bahwa awal Rajab pada kalender Masehi adalah 2 Februari.

Masyarakat pun sudah banyak yang berniat berpuasa di awal Bulan Rajab ini.

Dikutip KilasCimahi.com dari nu.or,id, disebutkan bahwa terkait dengan kondisi ini Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan orang yang sudah terlanjur berpuasa Rajab, khususnya bagi warga NU.

Baca Juga: 1 Rajab 1443 H Diundur Jadi 3 Februari, Koq Bisa? Ini Penjelasan PBNU

Menurut Kiai Khozin, warga NU mayoritas mengikuti Mazhab Syafi'i. Secara kelembagaan NU memutuskan untuk menggunakan metode rukyat hilal dalam menentukan datangnya bulan Hijriyah.

“Tetapi dalam Mazhab Syafi'i jugalah metode hisab (astronomi) diterima sebagai salah satu cara menentukan waktu masuknya bulan baru kalender Hijriyah,” jelasnya dalam akun Facebooknya, Rabu 2 Februari 2022.

Keterangan ini dijelaskan dalam Madzahib al-Arba’ah 1/873: الشَّافِعِيَّةُ قَالُوْا : يُعْتَبَرُ قَوْلُ الْمُنَجِّمِ فِي حَقِّ نَفْسِهِ وَحَقِّ مَنْ صَدَّقَهُ وَلَا يَجِبُ الصَّوْمُ عَلَى عُمُوْمِ النَّاسِ بِقَوْلِهِ عَلَى الرَّاجِحِ (الفقه على المذاهب الأربعة - ج 1 / ص 873)

Artinya: “Syafiiyah berkata: Pendapat ahli hisab dapat diterima bagi dirinya sendiri dan orang yang percaya padanya. Orang lain tidak wajib puasa berdasarkan pendapat yang kuat”.

Baca Juga: Hati-Hati Informasi Ajakan Puasa Rajab, Sumbernya dari Hadist Palsu, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah