KILASCIMAHI - Buya Yahya menjelaskan hukum menyediakan kopi untuk lelembut seperti Mbah Buyut di KKN di Desa Penari.
Dalam kisah KKN di Desa Penari Mbah Buyut memberi kopi hitam untuk arwah lelembut, terkait hal itu Buya Yahya pun angkat bicara tentang hukum menyuguhkan kopi hitam.
Namun bagaimana hukum menyuguhkan kopi hitam yang pahit untuk arwah lelembut menurut Buya Yahya seperti Mbah Buyut pada kisah KKN di Desa Penari.
Seperti kita ketahui dalam cerita KKN di Desa Penari Mbah Buyut menyediakan kopi untuk diminum para mahasiswa KKN.
Kopi tersebut terasa sangat pahit bila diminum oleh Ayu, Anton, dan Wahyu, tetapi Nur meminum kopi dengan rasa yang manis.
Mbah Buyut mengatakan kalau kopi tersebut memang dibuat dengan sangat pahit, karena para lelembut ataupun leluhur terdahulu menyukai kopi hitam yang sangat pahit.
Bagi para lelembut kopi pahit buatan Mbah Buyut sangat lah enak dan manis.
Disaat seseorang meminum kopi hitam pahit buatan Mbah Buyut itu menandakan adanya makhluk halus yang menunggu didalam tubuh tersebut.
Seperti Mbah Dok yang ada didalam tubuh Nur yang bertugas menjaga cucunya agar selamat dari gangguan makhluk halus jahat lainnya.
Tak hanya Nur yang didalam tubuhnya terdapat makhluk halus, Widya pun juga meminum kopi yang sama dengan sangat manis sampai habis tak tersisa.
Tetapi makhluk ini sangat berbeda, mereka ingin mengganggu Widya setelah menjadi tumbalnya Bima.
Dikarenakan umur mereka masih bau kencur alias masih perawan maka mereka lah yang di ganggu oleh makhluk halus setempat.
Awalnya Buya Yahya mendapat pertanyaan dari salah satu jamaahnya yang mengatakan apakah mempercayai kebiasaan membuat kopi untuk arwah dapat mengganggu suatu keimanan.
Dikutip kilascimahi.com melalui kanal Youtube Al-Bahjah TV berjudul Hukum Menyediakan Kopi Untuk Arwah - Buya Yahya Menjawab, Buya Yahya mengatakan itu adalah keyakinan yang salah.
"Mempercayai bahwasanya orang tuanya telah meninggal dunia pulang minta kopi tidak dibenarkan, itu keyakinan yang salah," tutur Buya Yahya.
"Disaat kami tidak membuat akan terjadi apa-apa dalam keluargaku begitulah setan menggoda, setan itu mengikuti jalan pikiran kita," tambah Buya Yahya.
"Gara-gara kita sudah mempercayai yang tidak kita lakukan sekali saja dibikin sakit oleh setan biar rusak imannya, akhirnya diyakini benar ini," jelas Buya Yahya.***