Simak Yuk, Begini Perbedaan Tradisi Membangunkan Sahur di Turki dengan di Indonesia, Apa Ada Kesamaan?

16 April 2022, 03:00 WIB
Simak yuk, begini perbedaan tradisi membangunkan sahur di Turki dan Indonesia, apakah ada kesamaannya? /Tangkapan Layar/TRTWorld

KILASCIMAHI - Waktunya sahur, namun sebelumnya intip yuk bagaimana perbedaan tradisi membangunkan sahur di Turki dan di Indonesia selama bulan Ramadhan.

Sebelumnya perlu diketahui, sahur merupakan salah satu rukun dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Begitupun membangunkan sahur merupakan salah satu tradisi yang hanya ada pada bulan Ramadhan di Indonesia, dan juga Turki.

Di Indonesia, tradisi membangunkan sahur biasanya dilakukan oleh anak-anak dan remaja yang berkeliling kampung atau komplek sambil memukul-mukul kaleng atau beduk dan berteriak sahur..sahur.

Lalu, bagaimana dengan tradisi membangunkan sahur saat Ramadhan di Turki?

Baca Juga: Profil Pemeran Utama Suparman Reborn, Damar Rizal Marzuki, Pengganti Preman Pensiun, Ternyata Anak Bos Preman

Seperti diketahui bersama, sahur merupakan salah satu rukun dalam melaksanakan ibadah Puasa di Bulan Ramadhan.

Di Indonesia, ada tradisi yang biasanya dilakukan oleh anak-anak termasuk para pemuda untuk berkeliliing kampung untuk membangunkan sahur saat Ramadhan.

Biasanya, mereka berteriak ''Sahur, sahurr'' sambil membunyikan panci, drum atau apapun yang bisa ditabuh sehingga masyarakat di kampung bisa bangun saat sahur.

Ternyata, tradisi serupa juga ada di Turki. Bahkan, tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Kekhalifahan Ottoman, atau Utsmaniyah.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Denpasar, Bali Hari Ini, Sabtu 16 April 2022

Pada tahun ini, pemerintah Turki pun telah menyiapkan tradisi-tradisi Kekhalifahan Ottoman atau Utsmaniyah selama bulan Ramadhan 2022.

Salah satunya adalah Turki menyiapkan sebanyak 3.300 penabuh genderang yang akan berkeliling di 963 area pemukiman yang dihuni 15 jutaan orang di Istanbul.

Penabuh genderang ini akan berpakaian ala Ottoman berkeliling menjelang sahur.

Seperti dikutip dari akun Facebook Dewi Kreckman, sejak Erdogan menjadi Presiden Turki, tradisi Islami dari masa kejayaan Ottoman dibangkitkan kembali.

Baca Juga: Seseorang Mengaku Kyai Menyebutkan Merokok dan Berhubungan Badan di Siang Hari Tidak Membatalkan Puasa

Erdogan telah membatalkan aturan mengenai pelarangan Jilbab yang dibuat pada Zaman Kemal Attaturk. Termasuk membatalkan aturan adzan berbahasa Turki dan dikembalikan lagi menjadi bahasa Arab seperti yang digunakan di semua negara di dunia.

Kembali lagi ke persiapan Ramadhan, Dewi Kreckman menjelaskan, pemerintah Turki pun telah menyiapkan tradisi pembacaan puisi tentang keutamaan Ramadhan di berbagai tempat yang ramai dikunjungi orang.

Di masjid masjid dibagikan iftar secara gratis, disediakan meja kursi untuk berbuka bersama lengkap dengan hidangannya. Ayat suci Al Qur'an dibaca sambil menunggu adzan.

Lampu lampu hiasan juga dipasang di masjid masjid. Termasuk di Hagia Sophia. Dulu di masa Ottoman lampu minyak yg dipakai, sekarang lebih variasi dengan tulisan bertema Islami.***

Editor: Intan Augustine Aida Suphi

Tags

Terkini

Terpopuler