Bangkit Dengan Cara Kreatif, Kisah Korban Gempa Cianjur Jadi Relawan FKR

28 Februari 2023, 11:42 WIB
Agis dan teman-temannya dari Forum Kreatif Remaja (FKR) Cianjur tengah memperbaiki lampu mati untuk selanjutnya dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan /FKR/

KILASCIMAHI - Menjadi korban gempa Cianjur tak membuat Agis Muhammad Rivai (18 tahun) berpangku tangan dan menanti bantuan semata.

 

 

Awalnya, Agis mengaku trauma saat terjadi gempa yang melanda Cianjur pada 21 November 2022 lalu.

Rumah Agis yang terletak di Kampung Mangun RT/RW 03/05 Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang merupakan lokasi pusat gempa yang melanda Cianjur.

Banyak rumah saudara, teman dan tetangga Agis yang hancur akibat gempa dengan magnitudo 5,6 yang melanda Cianjur.

''Kalau rumah saya kan bentuknya panggung, tidak hancur tapi miring,'' jelas Agis, Selasa 28 Februari 2023.

Baca Juga: Ide Jualan Kreatif! Modal Cuma 10.000 Bisa Raup Untung 100.000, Simak Resep Bola Biskuit Messes Berikut!

Meski demikian, usai kejadian, Agis dan keluarga mengaku trauma dan semat mengungsi.

Perkenalannya dengan Forum Kreatif Remaja (FKR) adalah saat tim FKR Kota Bandung bermaksud mendirikan posko di wilayah Cugenang.

''Saya ikut membantu mendirikan tenda (FKR), kebetulan didirikan di depan rumah,''tutur Agis.

Kehadiran FKR ini pun membuka mata Agis mengenai bahagianya bisa membantu orang lain.

Saat itu, ia mulai membantu tim relawan FKR yang dipimpin Fajar Nurrochman, S.Kom, yang juga pendiri FKR Kota Bandung.

''Awalnya cuma membantu jadi penunjuk arah sama bantu nurun-nurunin barang,''papar Agis.

Tapi, lama kelamaan, Agis pun jadi menyukai 'profesi' sebagai relawan ini.

''Raoseun ka nu manah (Kerasa nyaman di hati,red),''ungkap siswa kelas 12 jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) SMK Gempa Insani ini.

Baca Juga: Siapkan Pasanggiri Penca, Papag Setra Indonesia Akan Gelar Pelatihan Juri

Agis pun mengaku jatuh cinta dengan aktivitas FKR yang membantu para korban gempa di Cianjur dengan cara kreatif.

Selain menyalurkan bantuan sembako hingga trauma healing, FKR pun menyediakan charger massal untuk korban dan relawan.

Berawal Dari Memperbaiki Lampu Mati

 

Tak hanya Agis, ada Ahmad Ali Munadi (17), Siti Nurjanah (16) dan Sandi Muhammad Selamat yang juga memiliki perasaan yang sama untuk banyak membantu orang lain.

Meski mereka semua merupakan korban dari gempa Cianjur, tapi menjadi relawan yang bisa membantu masyarakat merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri.

Dibimbing oleh Fajar, keempat anak muda ini pun mendirikan FKR Cianjur.

Agis sebagai ketua, Ali menjadi sekretaris, Siti menempati posisi bendahara dan Sandi menjadi koordinator bidang.

Program awal yang mereka lakukan adalah memperbaiki lampu mati dan membagikannya kepada yang membutuhkan.

''Kami membuat kotak donasi lampu mati. Jadi lampu-lampu yang sudah mati dimasukan ke kotak ini, lalu kami perbaiki,''jelas Agis.

Baca Juga: Bukan Allahumma Shoyyiban Nafi'an, Tapi Baca Doa Ini Ketika Hujan Deras Dan Petir

Kotak donasi lampu mati ini mereka sebar ke RW, RT hingga sekolah.

Setelah terkumpul banyak lampu mati, mereka diajarkan Fajar untuk memperbaikinya.

''Ternyata gampang banget,''ujar Agis.

Lampu-lampu yang sudah hidup lagi itu mereka bagikan ke masjid-masjid dan warga yang membutuhkan.

Sebagian warga yang sudah tahu mengenai program ini langsung datang ke sekretariat FKR Cianjur yang berlokasi di rumah Agis.

''Kami memberikan secara gratis. Tapi ada saja warga yang memberi uang seikhlasnya,''ungkap Agis.

Dari uang yang terkumpul itu, Agis dan teman-temannya dibimbing FKR Kota Bandung, membuat makanan olahan dari kulit lumpia.

Makanan olahan produksi FKR Cianjur ini dinamakan Lumpia Kering atau Lumring dengan varian rasa original, asin, manis dan pedas.

''Hampir setiap malam kami mengolah Lumring,'' jelas Agis.

Ia dan teman-temanya kemudian mengemasnya ke dalam plastik ukuran kecil dan sedang. Harganya Rp 3.000 dan Rp 5.000 per bungkus.

Pengurus FKR Cianjur tengah membuat lumpia kering atau Lumring

Lumring ini kemudian dijual ke warung-warung di sekitar sekre dan dijajakan dengan cara berkeliling

''Kami jualannya setelah pulang sekolah,''jelas dia.

Hasil dari penjualan ini, kata dia, sebagian dimasukkan ke dalam kas dan bagi hasil dengan pihak ketiga.

Sedangkan para pengurus FKR Cianjur ini, kata Agis, memperoleh uang jajan rata-rata sebesar Rp 10 ribu per hari dari hasil berjualan Lumring ini.

Meski sudah memproduksi Lumring, Agis menambahkan, aktivitas memperbaiki lampu mati terus berjalan.

''Tinggal bagi-bagi waktu aja,'' ungkap dia.

Baca Juga: Ide Jualan Kreatif! Resep Cemilan dari Olahan Roti Tawar Bisa Dibuat Menjadi Kebab yang Mewah  

Mengenai uang kas yang terkumpul, Agis mengungkapkan, dia dan teman-teman di FKR Cianjur ingin mengembangkan program Kotak Donasi Lampu yang lebih banyak supaya lebih banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya.

Tak hanya itu, Agis mengaku tengah mengumpulkan uang dari keuntungan berjualan Lumring untuk bisa membantu orang tua.

Ternyata, dari kisah Agis dan teman-temannya sesama korban gempa Cianjur, membantu orang lain itu bisa dilakukan dengan cara kreatif ala FKR.

 

 

 

 

 

Editor: Riffa Anggadhitya

Tags

Terkini

Terpopuler