Usai Memberi Bantuan Kaki Palsu, IPSM Kota Bandung Kunjungi Korban Tabrak Lari

7 Juli 2022, 16:21 WIB
Pengurus IPSM Kota Bandung memberikan bantuan kepada Ihat Solihat, penerima manfaat kaki palsu yang ternyata korban tabrak lari 36 tahun lalu /Riffa Anggadhitya/

KILASCIMAHI - Pengurus IPSM Kota Bandung kunjungi korban tabrak lari puluhan tahun lalu.

Hal ini diketahui saat IPSM Kota Bandung memberi bantuan kaki palsu bagi masyarakat tidak mampu.

Saat proses pengukuran kaki palsu yang dilakukan oleh IPSM Kota Bandung, diketahui bahwa salah seorang penerima manfaat kaki palsu ini merupakan korban tabrak lari puluhan tahun yang lalu.

Kunjungan pengurus Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kota Bandung ini dilakukan oleh Ketua IPSM Kota Bandung, Tulus Raharjo; Ketua Dewan Penasehat IPSM Kota Bandung, Subchan Daragana; Wakil Sekretaris IPSM, Dadang Munajat dan IPSM Kelurahan Ciroyom, Dewi.

Baca Juga: IPSM dan TKSK Lengkong Berikan Bantuan Paket Sembako untuk Warga Kurang Mampu yang Tengah Isoman

''Saya masih berumur 9 tahun, mau berangkat ke sekolah saat kejadian di tabrak truk,''ungkap Ihat Solihat, korban tabrak lari dan penerima bantuan kaki palsu, bertutur kepada pengurus IPSM Kota Bandung, Kamis 7 Juli 2022.

Saat itu, Ihat ingat persis bahwa peristiwa nahas itu terjadi pada hari Senin siang saat akan berangkat ke sekolah untuk mengikuti TPB (ujian akhir semester,red).

Untuk tanggalnya Ihat mengaku lupa. Tapi yang pasti, kejadian ini berlangsung pada 1986. Ia masih berusia 9 tahun dan duduk di kelas 3 SD.

''Saya tidak ingat kejadian persisnya, saya sadar katanya udah 3 hari pingsan dan kaki kanan sudah diamputasi,''jelas Ihat.

Akibat kejadian itu, Ihat menjadi cacat dan mengalami kekurangan imun.

''Setiap musim hujan atau musim dingin, saya pasti sakit. Badan kerasa ditusuk-tusuk,'' jelas dia.

Dengan kondisi seperti ini, Ihat harus membesarkan 3 anak sendirian: Rizky Mardiana (20 tahun), Ridwan Jafar Mardiansyah (15 tahun), dan Nova Nurjani (8 tahun).

''Suami sudah meninggal tahun 2017 kemarin,'' ungkap dia.

Baca Juga: IPSM Cibeunying Kaler Salurkan Dana Donasi kepada Korban Kebakaran

Saat ditanyakan pertanggungjawaban dari supir truk yang menabraknya, Ihat mengaku tak ada sama sekali.

Untuk bisa menyambung hidup, Ihat bekerja serabutan. Ia suka diminta untuk memasak untuk hajatan. Tak hanya itu, ia pun suka diminta untuk menjadi penyanyi di pesta pernikahan.

Mendengar cerita Ihat, para pengurus IPSM Kota Bandung mengaku sangat prihatin.

''Kami ke sini bermaksud bersilaturahmi untuk menunjukkan kepedulian dan semoga bisa lebih membantu,'' jelas Ketua IPSM Kota Bandung, Tulus Raharjo sambil menyerahkan bantuan berupa sembako dan kebutuhan sehari-hari untuk Ibu Ihat.

Tulus mengaku sangat prihatin dan menyayangkan sikap dari supir truk yang tidak bertanggung jawab.

''Kejadiannya memang terjadi 36 tahun yang lalu, tapi efek dari kejadian itu berdampak hingga kini dan seterusnya,''cetus Tulus.

IPSM Kota Bandung, tambah Tulus, akan berusaha membantu Ihat dengan kemampuan yang ada.

Baca Juga: YDP besama Pemerintah dan IPSM Antapani Salurkan Bantuan Makanan Pokok untuk Lansia dan Dhuafa

Ditambahkan Ketua Dewan Penasehat IPSM, Subchan Daragana, kondisi yang dialami oleh Ihat tidak bisa ditangani secara parsial.

''Saya berharap pengurus IPSM Kota Bandung menjadikan persoalan ibu Ihat ini menjadi salah satu program yang bisa ditangani secara komprehensif,''jelas dia.

Ditambahkan Dadang Munajat, persoalan yang dialami Ibu Ihat ini juga tidak boleh hanya sekedar memberi bantuan semata.

''Kalaupun ada bantuan yang bersifat ekonomi, harus disiapkan supaya menjadi mata pencaharian yang berkelanjutan untuk Ibu Ihat dan keluarganya,''jelas Dadang yang mengaku siap mendampingi Ibu Ihat sampai bisa mandiri.

Demikian ulasan tentang Ihat, penerima bantuan kaki palsu dari IPSM Kota Bandung, ternyata merupakan korban tabrak lari 36 tahun yang lalu.

Editor: Riffa Anggadhitya

Tags

Terkini

Terpopuler