Jurnalis Belanda Bongkar Kebusukan Media Barat Yang Memfitnah Rusia Dengan Berbagai Informasi Terkait Perang

- 16 April 2022, 13:00 WIB
Rusia banyak di fitnah oleh media barat, jurnalis Belanda bongkar kebusukannya. Foto pasukan rusia tengah bersiap bertempur di Ukraina
Rusia banyak di fitnah oleh media barat, jurnalis Belanda bongkar kebusukannya. Foto pasukan rusia tengah bersiap bertempur di Ukraina /@kamilkazani/ZonaPriangan.com

KILASCIMAHI - Saat ini media barat selalu melihat tentara Rusia selalu melakukan kekejaman terhadap warga sipil Dalam Perang Rusia - Ukraina.

Bahkan, media barat kerap menyudutkan Rusia dalam berbagai informasi terkait perang yang saat ini masih berlangsung.

Tak hanya itu, banyak informasi yang diputarbalikan sehingga Rusia terkesan menjadi 'penjahat' perang.

Tapi praktik yang memperlihatkan Rusia di fitnah oleh media barat ini dibongkar oleh Jurnalis Belanda bernama Sonja van den Ende.

 Baca Juga: Arti Lambang Huruf Z, A, V, O dan X di Perang Rusia - Ukraina yang Viral Setelah Kata Ura

Dikutip dari PikiranRakyat.com, Sonja merupakan seorang jurnalis dari Rotterdam, Belanda, mencoba menyajikan pikiran berdasarkan pengalaman empirisnya saat berada di Donbass, tempat pertempuran sengit milisi Ukraina pro-Rusia dengan Batalyon Azov Neo-Nazi.

Sonja van den Ende melihat Amerika Serikat (AS) dan Barat terus berusaha menyalahkan Rusia atas semua kerusakan yang ditimbulkan di desa-desa dan kota-kota Ukraina.

Namun, dia mengatakan, sebagian besar kehancuran di wilayah sipil disebabkan oleh mundurnya tentara Ukraina dan formasi neo-Nazi Batalyon Azov yang terkenal kejam.

Menurutnya, saat mereka terdesak kemudian bersembunyi di permukiman, mereka menjadikan warga mereka tameng hidup.

Di balik persembunyian itu, mereka melakukan provokasi dan serangan pada militer Rusia.

Target mereka adalah militer Rusia membalas serangan mereka dengan memakai berbagai jenis senjata.

 Baca Juga: Ngeri, Begini Video Detik-Detik Serangan Rudal Ukraina Hantam Depot Minyak di Rusia

Selain menggunakan fasilitas sipil sebagai tameng, militer Ukraina dilaporkan menembaki posisi yang mereka tinggalkan dan menyerahkannya kepada pasukan Rusia.

Untuk mengilustrasikan maksudnya, Sonja van den Ende menggambarkan penembakan sebuah rumah sakit di Volnovakha, Republik Rakyat Donetsk.

"Bangunan itu tidak dibom dari udara, tetapi diserang dengan granat dan roket," katanya berdasarkan keterangan yang didapatkan dari seorang penduduk Volnovakha, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Sputnik News pada 8 April 2022.

“Barat mengklaim itu dibom oleh Rusia, tetapi seperti yang dikatakan seorang wanita kepada saya, bahwa dia bekerja di sana sepanjang hidupnya, dan bahwa (militer) Ukraina, yang ditempatkan di rumah sakit, menembaki dan menghancurkan fasilitas dan rumahnya, yang berada di sebelah rumah sakit," ucapnya.

Menurut Sonja van den Ende, warga Ukraina Timur diperlakukan dengan sangat baik oleh tentara Rusia dan secara teratur menerima bantuan kemanusiaan di lokasi.

"Terlebih lagi, penduduk setempat mengatakan bahwa pada akhirnya mereka merasa terlindungi," katanya.

 Baca Juga: Mencengangkan, Ternyata Ini Alasan Dibalik Julukan Rusia Negara Beruang Merah, Simak Penjelasannya

Pertarungan sengit antara angkatan bersenjata Ukraina dan batalyon neo-Nazi di satu sisi, dan milisi DPR dan LPR yang didukung Rusia di sisi lain, menyebabkan banyak rumah hancur. Namun, orang-orang Donbass belum menyerah.

"Seperti yang dikatakan seorang wanita. 'Kami kuat, kami dapat membangunnya kembali, untuk anak dan cucu kami, untuk memiliki kedamaian,'" kata van den Ende.

Rusia Kalah dalam Perang Informasi?

Beberapa pengamat berpendapat bahwa Rusia kalah dalam perang informasi dengan Barat.

Mesin Western Big Media bekerja siang dan malam dengan dukungan Big Tech, sementara sebagian besar outlet berita Rusia telah disensor atau dibungkam sama sekali di negara-negara Barat.

Namun, Sonja van den Ende membantah kalau Rusia kalah dalam perang informasi.

"Tidak, Rusia tidak sepenuhnya kalah dalam perang informasi," sebut van den Ende.

"Saya pikir terserah pada kita, segelintir orang Barat, untuk membangunkan sebagian besar orang Barat yang masih tertidur dan dibombardir dengan berita palsu dan cerita yang dibuat-buat dari hari ke hari," katanya.

"Kita harus ingat bahwa konflik ini dikipasi oleh para politisi Barat sejak awal," katanya menambahkan.

 Baca Juga: Begini Arti Kata Ura dan Cara Menulis Dalam Teks Bahasa Rusia, Yang Viral Diucapkan Presiden Putin

Menurutnya, Barat melakukan hal yang sama di Suriah, tetapi sebagian besar telah kalah dalam perang itu.

Dunia sedang berubah dan kemapanan Barat belum mendamaikan dirinya dengan tatanan dunia multipolar yang muncul, menurut van den Ende.

Dia mencatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menguraikan awal dari perubahan ini dalam pidatonya di Munich tahun 2007.

"Meskipun mereka memilih untuk mengabaikan kata-katanya pada saat itu, menjadi jelas bahwa dunia unipolar hilang untuk selamanya," sebutnya menyimpulkan.***(Rizki Laelani/Pikiran-Rakyat.com)

Kesaksian Jurnalis Belanda Di Ukraina Rusia Banyak Difitnah Oleh Narasi Barat

Editor: Dwi Surya Andhika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah