Didepan Aa Maung Dan Tokoh Pendidikan, Guru Gembul Akui Tak Semua Guru Di Indonesia Tidak Memiliki Kompetensi

- 25 Juni 2023, 13:55 WIB
Guru Gembul berfoto bersama Ketua LBP2 Jabar, Asep B Kurnia atau Aa Maung dan tokoh pendidikan usai ramai polemik soal guru di Indonesia tidak memiliki kompetensi
Guru Gembul berfoto bersama Ketua LBP2 Jabar, Asep B Kurnia atau Aa Maung dan tokoh pendidikan usai ramai polemik soal guru di Indonesia tidak memiliki kompetensi /riffa anggadhitya/

KILASCIMAHI - Diskusi Terbuka Pendidikan 'Menyoal Kompetensi Guru di Indonesia ' bersama Guru Gembul yang diselenggarakan di Sekretariat IKA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sabtu 24 Juni 2023 sore berlangsung hangat.

 

Diskusi terbuka bersama Guru Gembul ini didasari atas somasi terbuka yang dilayangkan oleh beberapa tokoh pendidikan mulai dari Asep B Kurnia (Lembaga Bantuan Pemantau Pendidikan ), Iwan Hermawan (Forum Aksi Guru Indonesia), Akhyad (Pemerhati Pendidikan) dan Rizky Safari Rahmat (Forum Guru Bersertifikasi Sekolah Negeri).

Para tokoh pendidikan ini merasa profesi guru dilecehkan atas ujaran Guru Gembul di media sosial yang menyebutkan bahwa gaji guru kecil karena guru di Indonesia tidak memiliki kompetensi.

''Pernyataan Guru Gembul bahwa guru di Indonesia itu tidak memiliki kompetensi itu over general,''ungkap Ketua FAGI, Iwan Hermawan saat membuka diskusi terbuka ini.

Baca Juga: Lagi Viral! Inilah Biodata Rendy Kjaernett, Artis FTV Yang Diduga Berselingkuh Dengan Syahnaz Sadiqah?

Kepada Guru Gembul, Iwan menyebut bahwa sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, disebutkan bahwa
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Oleh karena itu, Guru yang profesional pasti memiliki sertifikat pendidik. Sedangkan yang belum memiliki sertifikat disebut sebagai pengajar.

Ketua LBP2 Jabar, Asep B Kurnia atau Aa Maung menilai bahwa pernyataan Guru Gembul yang seperti menyamaratakan semua guru tidak kompeten itu sangat melukai hatinya.

''Bagi saya, guru itu bukan hanya orang yang mengajar di kelas. Tapi, setiap orang adalah guru, termasuk orang tua kita yang mengajar anak-anak. Dan mereka semua itu mengajar dengan kompetensi. Bahkan, lebih jauh lagi, mereka mengajar bukan semata-mata demi untuk mendapatkan bayaran, tapi semata-mata merupakan pengabdian,''jelas Aa Maung.

Sementara itu, perwakilan dari Forum Guru Bersertifikasi Sekolah Negeri, Rozky Safari Rahmat menilai bahwa pernyataan Guru Gembul mengenai guru itu tidak memiliki kompetensi itu terlalu menggeneralisir.

Menurut dia,  guru itu dilatih dan memiliki kompetensi. Salah satunya, kata dia, pemerintah telah memfasilitasi banyak sekali guru untuk mengikuti UKG atau Uji Kompetensi Guru. UKG ini merupakan ujian bagi guru untuk mengukur kompetensi yang berkaitan dengan bidang studi dasar serta pedagogik.

Meski demikian, Rozky mengakui bahwa untuk mengikuti UKG ini penuh dengan perjuangan karena adanya keterbatasan dari pemerintah. Meski demikian, kata dia, para guru ini tetap memiliki kompetensi karena mereka belajar berbagai kompetensi yang berkaitan dengan metode pengajaran seperti pedagogik, dan kompetensi lainnya.

Oleh karena itu, kata dia, adanya pernyataan Guru Gembul yang menyebut bahwa guru di Indonesia dibayar murah karena tidak memiliki kompetensi sangat melukai hati para guru, khususnya guru honorer.

''Sudah mah guru honorer itu dibayar murah, disebut tidak kompeten lagi,''cetus dia.

Sementara itu, Pemerhati Pendidikan, Akhyad meminta Guru Gembul untuk tidak mengorbankan guru demi konten. Apalagi, kata dia, dengan mudahnya Guru Gembul menyebut bahwa pilot bisa menjadi guru, tapi guru tidak bisa menjadi pilot karena guru tidak memiliki kompetensi.

''Pilot itu tidak bisa jadi guru karena dia harus memahami pedagogik. Kadisdik (Kepala Dinas Pendidikan,red) pun yang sehari-harinya mengurus urusan pendidikan itu belum tentu bisa mengajar,''tegas Ahyad.

Dalam diskusi yang dipandu oleh Najib Hendra, yang juga merupakan Sekjen IKA UPI ini, Guru Gembul diberikan keleluasaan waktu dalam memberikan klarifikasi.

Awalnya, Guru Gembul menyebutkan bahwa pernyataannya mengenai guru tidak memiliki kompetensi dan dibayar murah ini merupakan kritikan yang dialamatkan kepada Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Universitas Pendidikan Indonesia.

''Kalau dalam filsafat bahasa ini merupakan totem pro parte,''jelas dia.

Baca Juga: LBP2 Somasi Guru Gembul Lantaran Merendahkan Profesi Guru, Aa Maung: Kami Beri Waktu 3 Hari Untuk Minta Maaf

Tapi saat Guru Gembul menjelaskan dengan panjang mengenai makna dari asumsi, apa perbedaan mengkritik dan menghina, Iwan Hermawan langsung menyela penjelasannya.

''To the point saja. Guru Gembul sepakat tidak bahwa tidak semua guru di Indonesia tidak kompeten,''tegas Iwan.

''Saya sepakat,''jawab Guru Gembul.

Meski demikian, Guru Gembul menyebut bahwa ungkapan mengenai guru di Indonesia ini tidak memiliki kompetensi yang ia ucapkan merupakan kutipan dari berbagai pemberitaan media massa yang telah menuliskan berita mengenai guru di Indonesia ini tidak memiliki kompetensi.

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x