Surati merupakan perempuan 44 tahun yang berjuang dengan peluh di sawah, bertani dan berjualan sayur demi menyokong cita-cita Arhan.
Bahkan Bu Surati harus berhutang untuk membelikan sepatu Arhan, membiayai latihan di SSB Terang Bangsa, dan mengikuti turnamen untuk mengasah kemampuan Arhan. Hingga akhirnya Arhan masuk PSIS Semarang dan dipanggil Timnas.
Baca Juga: Apakah Ayah Sudah Jadi Sosok Pahlawan di Mata Anak?
Dikutip Kilas Cimahi dari berbagai sumber, disebutkan bahwa Surati harus meminjam ke sanak saudaranya untuk membiayai Pratama Arhan setiap kali akan mengikuti turnamen.
“Setiap berangkat itu ya harus berutang. Karena di SSB itu setiap turnamen membayar Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu,” kenang Surati.