Mengenal Beragam Ritual Pemanggil Hujan di Indonesia, Salah Satunya Memandikan Kucing

12 September 2023, 16:47 WIB
Mengenal ritual pemanggil hujan di Indonesia, salah satunya memandikan kucing /ilustrasi kucing/Pixabay/Alexa/

KILASCIMAHI - Bagi masyakarat agraris, hujan menjadi fenomena alam yang sangat penting. Sebab, pertanian dan pemeliharaan tanaman menjadi tumpuan perekonomian. Curah hujan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Musim kemarau panjang tanpa adanya hujan, adalah momok menakutkan bagi sebagian besar masyarakat. Ancaman kekeringan dan gagal panen menjadi hal yang paling ditakuti. Oleh karena itu, setiap kelompok masyarakat biasanya memiliki cara tersendiri untuk memanggil hujan.

Uniknya, di Indonesia terdapat sejumlah suku atau daerah yang mempunyai tradisi unik sebagai ritual pemanggil hujan. Tak mengherankan, selain sebagai negara agraris, Indonesia juga kaya akan tradisi kebudayaan yang beraneka ragam.

Tradisi tersebut sudah dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain sebagi ritus tertentu, ritual pemanggil hujan saat ini memiliki fungsi sebagai hiburan/kesenian.

Berikut ini Kilas Cimahi sajikan 5 ritual pemanggil hujan di Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: Kapan Musim Hujan 2023 di Indonesia? Simak Prediksi BMKG Berikut Ini

1. Cambuk Badan Tiban, Tulungagung, Jawa Timur

Ritual ini merupakan tradisi warisan raja Kediri yang masih dilestarikan oleh warga desa Trajak, Boyolali, Tulungagung, Jawa Timur.

Saat kemarau panjang melanda dan warga mulai kesulitan air, tradisi ini digelar oleh pria dewasa. Para pria dengan bertelanjang dada, satu lawan satu, saling cambuk tubuh di tempat terbuka. Makna di balik darah yang keluar akibat cambukan, dipercaya akan mendatangkan hujan.

2. Gebug Ende, Bali

Hampir serupa dengan sebelumnya, tradisi asal Bali ini juga dimainkan oleh dua orang pria yang saling memukulkan rotan dengan sebuah perisai sebagai pelindung tubuh.

Tidak ada ketentuan pasti siapa yang menang atau kalah. Namun masyarakat setempat percaya, tetesan darah yang keluar dari bekas pukulan rotan tersebut akan membawa berkah berupa hujan.

3. Manten Kucing, Jawa Timur

Tradisi pemanggil hujan yang berasal dari daerah Tulungangung Jawa Timur ini cukup unik. Pasalnya, dua ekor kucing jantan dan betina akan dimandikan di sebuah sumber air setempat.

Dalam Bahasa Jawa, “manten” artinya “pengantin”. Istilah manten dalam ritual tersebut sama sekali bukan berarti mengawinkan sepasang kucing, melainkan mengarak kucing menuju telaga untuk dimandikan.

Setelah memandikan kucing, prosesi ritual akan dilanjutkan dengan doa bersama. Ritual ini dipercaya dapat mengakhiri musim kemarau dan mendatangkan musim hujan.

4. Tari Gundala-Gundala, Karo, Sumatera Utara

Tari Gundala Karo berasal dari Kabupaten Karo yang terletak di kawasan Bukit Barisan, Sumatera Utara. Tarian gundala-gundala disajikan saat warga Karo mengalami kemarau panjang.

Ritual ini dilakukan warga untuk memanggil hujan atau dalam bahasa batak di sebut Ndilo Wari Udan. Para penari Gundala menggunakan kostum dengan pakaian seperti jubah dan topeng yang terbuat dari kayu.

5. Tarian Suling Dewa, Bayan, Nusa Tenggara Barat

Ritual pemanggil hujan lainnya adalah tarian Suling Dewa. Tarian ini berasal dari Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelum tarian berlangsung, masyarakat Bayan akan menentukan hari, waktu, dan tempat yang dinilai baik untuk melaksanakan ritual tersebut.

Setelah itu, masyarakat setempat juga menyiapkan sesaji berupa kembang, makanan dan kapur sirih. Kapur sirih ini menjadi komponen yang paling penting dan dipercaya dapat mendatangkan hujan.

Nah, itulah beragam ritual pemanggil hujan yang ada di Nusantara. Bagaimana dengan daerah pembaca Kilas Cimahi? Adakah ritual lainnya untuk memanggil hujan?

Editor: Titin Kartika Dewi

Tags

Terkini

Terpopuler