KKN di Desa Penari Munculkan Istilah Sinden dan Sendang Tempat Widya dan Nur Mandi, Mana Yang Lebih Mistis?

- 28 Mei 2022, 20:34 WIB
Kisah Tanah Jawa Bagikan Infografis Perkiraan Lokasi KKN di Desa Penari yang Telah Ditinggalkan Warga Sejak Tahun 2010
Kisah Tanah Jawa Bagikan Infografis Perkiraan Lokasi KKN di Desa Penari yang Telah Ditinggalkan Warga Sejak Tahun 2010 /tangkapan layar Youtube/Bajidot Vlog

Nur sudah bangun, saat itu juga, Widya memintanya untuk mengantarkan dirinya pergi ke kamar mandi di bilik samping Sinden, awalnya Nur tampak tidak mau, tapi karena di paksa, akhirnya ia pun ikut dengan catatan, Nur adalah yang pertama masuk bilik. Widya setuju. ia gak berpikir aneh-aneh.

selama perjalanan, ia melihat setiap rumah yang di lewati, rata-rata sama, semua rumah tepan (tembok di depan) kiri-kanan dari gedek (bambu dianyam), langit sudah merah, dan setelah menempuh jarak lumayan, akhirnya mereka sampai di Sinden.

Bangunan Sinden itu menyerupai candi kecil, bedanya, kolamnya persegi 4 dengan air yang jernih tapi berlumut, setelah mencari-cari dari Sinden, ketemulah Bilik itu tepat di samping pohon Asem, yang besar sekali, rindang, tapi mengerikan.

Sempet ragu, tapi Widya bilang lanjut. rupanya benar, ada kendi besar di dalam bilik itu.

Baca Juga: Apa Isi Pesan Terakhir Bima dan  Ayu yang Disampaikan Om Hao Setelah Menelusuri Lokasi Asli KKN di Desa Penari

Air juga sudah penuh di dalam kendi, Nur pun masuk, sementara Widya menunggu di depan bilik, matanya tidak bisa melepaskan diri dari bangunan Sinden yang entah kenapa seolah menarik perhatianya, di sampingnya, ada sesajen itu.
dari dalam bilik, terdengar suara air bilasan dari Nur, setelah mencoba mengalihkan perhatian dari Sinden, Widya baru sadar, ada aroma kemenyan di dekat tempatnya berdiri, di telusurilah wewangian itu, benar saja, di samping pohon asem itu pun ada sesajennya. Yang lebih parah, bara dari kemenyan baru saja di bakar.

Tak hanya itu Pak Prabu pun menjelaskan lebih detil makna dari kehadiran Sinden tersebut di desa nya.

“Sinden sing di garap, iku ngunu, Sinden kembar, siji nang cidek kali, siji’ne nang enggon sing mok parani wingi bengi” (Sinden yang kamu kerjakan, itu kembar, satu di dekat sungai, satu yang kemarin malam kamu datangi)


“eroh opo iku sinden?” (tahu kegunaan Sinden?)
“mboten mbah” (tidak tahu mbah)

“Sinden ku, enggon adus’e poro penari sak durunge tampil. nah, Sinden sing cidek kali, gak popo di garap, tapi, sinden sing sijine, ra oleh di parani, opo maneh sampe di gawe kelon”
(Sinden itu tempat mandinya para penari sebelum tampil, nah, sinden yang di dekat sungai tidak apa-apa di kerjakan, tapi, sinden yang satunya, tidak boleh di datangi, apalagi di pakai kawin)
“Widya ngerti, sopo sing gok Sinden iku?” (Widya tahu siapa yang ada di sinden itu)

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah