Demi Selamatkan Widya, Bima Bersedia Menjadi Budak Badarawuhi dalam KKN di Desa Penari

- 17 Mei 2022, 17:35 WIB
Bima bersedia menjadi budak Badarawuhi demi menyelamatkan Widya dalam cerita KKN di Desa Penari
Bima bersedia menjadi budak Badarawuhi demi menyelamatkan Widya dalam cerita KKN di Desa Penari //Tangkapan Layar Youtube/MD Pictures

KILASCIMAHI - Dalam cerita KKN di Desa Penari sosok Bima banyak menjadi pembicaraan publik karena mau menerima perjanjian dengan Badarawuhi, siluman ular penguasa alam gaib di desa itu.

Gara-gara tindakan Bima pula, Ayu rekan sesama KKN menjadi dawuh penari Badarawuhi.

Sedangkan Bima sendiri harus berhubungan badan dan menjadi pemuas nafsu Badarawuhi, penguasa alam gaib lokasi KKN di Desa Penari.

Seperti diketahui, film KKN di Desa Penari telah memecahkan rekor sebagai film horor terlaris sepanjang masa.

 Baca Juga: Ternyata Peran Nur dalam Film KKN di Desa Penari Dimainkan Oleh Laudya Chintya Bella Bukan Tissa Biani

Hingga hari ini, sudah lebih dari 6 juta penonton menyaksikan cerita para mahasiswa yang mengalami peristiwa horor saat melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di salah satu desa terpencil di dalam hutan.

Film KKN di Desa Penari ini disadur dari kisah nyata yang ditulis akun Twitter SimpleMan berdasarkan pengalaman nyata para mahasiswa yang melaksanakan KKN di salah satu desa di Kota B di Pulau Jawa bagian timur.

Dalam thread twitter SimpleMan, diceritakan bahwa sejak awal Bima jatuh hati kepada Widya. Ia bersedia melakukan apapun demi mendapatkan Widya.

Tapi di sisi lain, Ayu yang juga teman sesama KKN, jatuh hati kepada Bima. Ia pun bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan Bima.

Termasuk, membuat perjanjian dengan siluman ular, Badarawuhi.

Hal ini diketahui dari perjalanan Widya yang mengikuti Bima di tengah kegelapan, berdasarkan thread twitter akun SimpleMan.

 Baca Juga: Oh Jadi Ini Alasan Kenapa Anton Tidak Diganggu Badarawuhi di Film KKN di Desa Penari, Ini Kata Awi Suryadi

Jalan setapak itu tidak terlalu besar. Di kanan-kiri ditumbuhi rumput dan tumbuhan yang tingginya hampir sebahu Widya.

Dari sela tumbuhan dan rumput, Widya bisa melihat hutan yang benar-benar hutan. Pohon menjulang tinggi dengan tumbuh-tumbuhan di sekitarnya yang tidak tersentuh.

Sangat mudah mengikuti Bima, karena hanya tinggal mengikuti jalan setapak. Namun, setiap kali Widya berjalan, selalu saja dari balik semak atau rerumputan, seperti ada yang bergerak-gerak.

Kadang ketika Widya mencoba memandangnya, suara itu lenyap begitu saja.

Tanahnya keras, dan lembab. Namun Widya terus menembus jalanan itu, semakin lama semakin dingin, dan sudah beberapa kali Widya berhenti untuk menghela nafas panjang.

Jalanan ini, sepeti tidak berujung, namun, bila kembali Widya tidak akan tahu apa yang dikerjakan Bima disini.

Hal yang cukup disesali Widya hanya satu. Ia hanya mengenakan sandal selop. Memang, apa yang Widya lakukan malam ini spontan, karena penasaran, tanpa persiapan, tanpa teman.

Dan sesal itu, kian bertambah saat Widya mulai mendengar gending.

 Baca Juga: Benarkah Foto Pria Yang Viral di Depan Bangunan Patilasan Dalam Cerita KKN di Desa Penari adalah Bima?

Ya. Suara yang familiar, nada yang dimainkan adalah kidung yang Widya dengar saat ia berada di bilik mandi, bersama Nur, sedangkan alunan gamelan yang dimainkan adalah alunan yang sama saat Widya mencuri pandang pada penari yang menari di malam saat dia bersama Wahyu.

Semakin menjadi-jadi, semakin jauh suaranya semakin jelas, dan semakin jelas suaranya, semakin ramai bahwa disana, Widya tidak sendirian.

Namun, yang Widya temui adalah ujung Tipak Talas, yaitu sebuah tumbuhan yang ditanam tepat di jalan setapak.

Tumbuhan itu, adalah tumbuhan beluntas. Tumbuhanya kecil, tapi rimbun, samping kiri kanan, sudah gak bisa di lewati, kecuali bila membawa parang, dan tentu saja butuh waktu yang lama untuk membabat semak belukar.

Namun, wangi tumbuhan beluntas yang seharusnya langu, namun yang ini wanginya seperti aroma melati.

Seperti tidak sadar, Widya sudah mengunyah daun itu, dan terus mengunyah. Widya baru sadar saat tenggorokanya tersayat batang beluntas yang tajam, dan di balik tumbuhan itu, Widya melihat jalan menurun.

Pantas saja ia hanya bisa melihat ujung jalan setapak berhenti disini. Jadi, jalan menurunya ditutup oleh banyak sekali tumbuhan beluntas.

Saat Widya menuruninya, ia sampai harus berdarah-darah meraih tanaman beluntas yang dililit tali puteri.

 Baca Juga: Mengerikan,Ternyata Pengabdi Setan 2 Communion Lebih Horor Dibandingkan KKN di Desa Penari, Ini Ulasannya

Di bawahnya, dia melihat Sanggar yang diceritakan Ayu dulu. Sanggarnya benar-benar berantakan. Ada 4 pilar kayu jati yang dipangkas segi 4, memanjang ke atas dengan atap mengerucut.

Sari jauh terlihat seperti bangunan balai desa, namun lebih besar dengan lantai panggung.

Disana, suara gamelan terdengar jelas sekali, seperti sumber suara gamelan itu ada di bangunan ini.

Saat Widya mendekatinya, meski ragu, ia merasa kehadiranya tidak sendirian. Ramai, seperti tempat ini penuh sesak, namun tidak ada siapapun disana, hanya dia sendiri, yang berjalan mendekati

Tepat ketika Widya menginjak anak tangga pertama, suara gamelan, berhenti, sunyi senyap, hening sekali.

Keheningan itu benar-benar menganggu Widya, kehadiranya seperti tidak diterima disini.

Namun Widya memaksa untuk tetap melihat, dan saat itu Widya mendengar seseorang menangis. Suaranya familiar, seperti suara orang yang ia kenal.

Ayu. Widya baru mengingat sesuatu yang paling ganjil selama KKN disini, Ayu.

 Baca Juga: Peristiwa KKN di Desa Penari Terjadi di Tahun 1996? SimpleMan Klarifikasi Tahun Kejadiannya

Ayu tidak pernah sekalipun cerita apapun tentang desa ini, sesuatu yang ganjil yang menganggunya. Sebaliknya, Ayu menentang semua yang tidak masuk akal di desa ini.

Tapi, di malam ketika mereka berdebat mendengar suara gamelan, Ayu pasti berbohong. Ayu sebenarnya juga tahu dan mendengarnya secara langsung, Ayu lebih tahu tentang semua ini, jauh di atas yang lain, termasuk apa yang Bima lakukan selama ini.

Seperti menangkap angin, ada suara tangisanya namun tak ada wujud. Dimanapun Widya mencari, tetapi tempat sesunyi dan sesepi itu, masih terasa ramai bagi Widya, seperti ia ditatap dari berbagai sudut.

Widya melihat dari jauh, di bawah sanggar ada sebuah gubuk, berpintu. Widya mendekatinya, namun enggan membukanya.

Ia mengelilingi gubuk itu, dari dalam gubuk, terdengar suara Bima diikuti suara perempuan mendesah. Sangat jelas, namun Widya tidak bisa melihat apa yang ada di dalam sana.

Leher Widya perlahan semakin berat, dan berat. Saat Widya masih bersusah payah mencari cara untuk melihat, nasib baik, Widya menemukan beberapa celah kecil untuk mengintip.

Widya pun kaget karena melihat Bima dengan tubuh telanjang tengah bersama Badarawuhi yang memperlihatkan wajah aslinya sebagai siluman ular. Badarawuhi terlihat tengah memeluk Bima dari belakang, tepat di dalam Sendan, sejenis kolam mata air. Mereka berhubungan sambil dikelilingi oleh banyak ular.

Ternyata, apa yang dilakukan oleh Bima ini semata-mata demi menyelamatkan Widya dari Badarawuhi.

Pasalnya, sejak awal, Badarawuhi telah mengincar Widya untuk menjadi dawuh penari. Tapi, Bima bersedia untuk menjadi dawuh supaya Widya bisa selamat.

Sedangkan untuk menjadi dawuh penari, akhirnya diambil Ayu.

Kebenaran cerita ini dikonfirmasi oleh Awi Suryadi, sutradara film KKN di Desa Penari.

 Baca Juga: Wah Badarawuhi Berulah Lagi! Nantikan Film KKN di Desa Penari Versi Extended Full 3 Jam, Ini Ulasannya

Dikutip kilascimahi.com melalui akun TikTok @Kinderjoy, Awi Suryadi mengatakan Badarawuhi hanya mengincar Widya, sedangkan yang lain kena imbasnya gara-gara satu proker dengan Widya.

"Badarawuhi mengincar Widya, Bima & Wahyu (Ayu,red) kena krn Widya, Anton prokernya sama Nur," Ungkap Awi Suryadi.

Editor: Dwi Surya Andhika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah