Widya keluar dari jalan setapak itu, ketika subuh, terlihat dari langit yang kebiruan. Tapi rupanya, Widya salah.
Seorang warga desa, kaget bukan main melihat Widya, dia langsung lari sambil berteriak memanggil warga kampung
"Widya nang kene, iki Widya wes balik" (Widya disini, anaknya sudah kembali)
Bingung, hampir warga berhamburan memeluk Widya.
"Mrene ndok, mrene, awakmu sing sabar yo, awakmu kudu siap yo ambek berita iki" (kesini nak, kesini, kamu yang sabar ya, kamu harus siap sama berita yang nanti kamu dengar) kata seorang ibu, memeluk Widya.
Di matanya ia seperti menahan nangis. Widya hanya gaguk, diam, tidak mengerti. Si ibu menggandeng Widya, Widya masih diam, seperti orang linglung.
Di jalan ramai warga desa yang mengikuti Widya. Widya mencuri dengar dari mereka yang bicara di belakang.
Baca Juga: Benarkah Ular Besar Merupakan Wujud Asli Sosok Badarawuhi KKN di Desa Penari? Ini Gambaran Om Hao
"Wes digoleki sampe Alas D**** jebule, maghrib kaet ketemu arek iki, aku wes mikir elek"(sudah di cari sampai ujung **** gak tahunya baru ketemu maghrib anak ini, aku sudah mikir buruk)".