Inilah Asal Muasal Badarawuhi Bisa Menjadi Penguasa di Lokasi KKN di Desa Penari

14 Mei 2022, 21:10 WIB
Inilah asal muasal Badarawuhi sosok siluman ular bisa menjadi penguasa di lokasi KKN di Desa Penari /Om Hao

KILASCIMAHI - Inilah asal muasal Badarawuhi sosok siluman ular bisa menjadi penguasa di lokasi KKN di Desa Penari.

Banyak netizen yang mengaitkan sosok Badarawuhi dengan Nyi Roro Kidul karena pakaiannya yang selalu berwarna hijau, sama dengan pakaian Penguasa Pantai Selatan.

Termasuk, para netizen juga mencari tahu asal muasal sosok Badarawuhi sang siluman ular hingga bisa menjadi penguasa di lokasi KKN di Desa Penari.

Seperti diketahui, film KKN di Desa Penari menjadi film horor terlaris sepanjang masa di Indonesia dengan 5 juta lebih penonton dalam penayangan di bioskop selama 2 pekan.

Baca Juga: Wujud Asli Sosok Badarawuhi KKN di Desa Penari Berupa Siluman Ular? Begini Penjelasan Om Hao

Film KKN di Desa Penari ini disadur dari kisah nyata yang ditulis akun twitter SimpleMan.

SimpleMan menyebutkan bahwa kisah ini merupakan pengalaman nyata yang dialami beberapa mahasiswa saat KKN di salah satu desa terpencil di salah satu kota di Jawa Timur.

Saat melaksanakan KKN tersebut, para mahasiswa mengalami peristiwa horor dan mistis hingga merenggut nyawa 2 mahasiswa.

Nama lokasi KKN itu sendiri disamarkan oleh SimpleMan untuk menjaga privasi masyarakat di desa tersebut.

Baca Juga: Benarkah Frislly Herlind Sudah Bertemu Sosok Badarawuhi di Lokasi KKN di Desa Penari? Simak Ulasannya

Dalam kisah yang ditulis SimpleMan, disebutkan bahwa ada 6 mahasiswa, yakni Nur, Bima, Widya, Ayu, Wahyu dan Anton.

Lantaran melanggar pantangan di desa, keenam mahasiswa ini harus menerima mengalami peristiwa horor. Termasuk, Ayu dan Bima yang harus menjadi 'tumbal' karena membuat perjanjian dengan Badarawuhi.

Baca Juga: Friday The 13th, Kisah Horor yang Booming dan Selalu Menjadi Misteri Hingga Kini

Asal usul Badarawuhi

Dikutip dari akun tiktok @bangyud290, disebutkan bahwa Badarawuhi merupakan sosok makhluk halus dari Pantai Selatan.

Sementara di suatu tempat di wilayah Jawa Timur, terdapat seorang wanita sakti bernama Ratna Narekh.

Dikutip melalui thread yang ditulis oleh akun Twitter @ratungondyek, Ratna Narekh adalah seorang ksatria wanita di zaman Raja Airlangga berkuasa yang melarikan diri usai penaklukkan Mpu Barada atas wilayah kerajaannya.

Ratna Narekh ini hidup mengembara dengan membawa alat musik tradisional yakni lontar yang membuatnya sakti.

Baca Juga: Apakah Agama Tentatif Bagian dari 6 Agama Yang Diakui di Indonesia?

Dia memiliki ilmu kanuragan yang membuatnya mampu mengalahkan jin dan makhluk halus yang ada di hutan-hutan pulau Jawa yang dilaluinya.

Bahkan, karena lontar tersebut pula, Ratna Narekh mendapatkan anugerah untuk awet muda. Singkat cerita, Ratna Narekh yang juga merupakan seorang penari ini mendapat tawaran berkunjung ke suatu desa saat dirinya berada di wilayah Wonosobo.
karena kesaktiannya, Ratna Narekh pun menjadi pemimpin desa tersebut.

Menariknya, desa itu ternyata merupakan gerbang halus Pantai Utara Jawa yang memiliki kolam air atau sendang yang dipercaya sebagai tempat persinggahan Nyi Roro Kidul, Ratu Pantai Selatan yang memiliki hubungan baik dengan kerajaan utara laut Jawa apabila berkunjung.

Ketika Ratu Pantai Selatan kembali ke kerajaannya, sendang tersebut dijaga oleh beberapa panglima dan ksatria Pantai Selatan untuk menjaga kemurnian airnya.

Baca Juga: Buya Yahya Sebut Jin Khodam Dalam Tubuh Nur di Film KKN di Desa Penari Termasuk Syrik? Ini Ulasannya

Kemudian ada hal yang unik di desa tersebut, penduduknya dilarang dan berpantang untuk melakukan tari-tarian yang diiringi oleh gamelan untuk menghormati para lelembut yang mendiami kawasan tersebut.

Ratna Narekh yang merasa dirinya sakti mandraguna lantas diliputi kesombongan. Dia dengan sengaja melanggar pantangan adat tersebut bahkan menantang semua penghuni Alas (hutan) Daha, termasuk para makhluk halus penghuni kolam air tempat tinggal Nyi Roro Kidul.

Ratna Narekh dengan sengaja menari menggunakan gamelan untuk mengundang para makhluk halus keluar dan sesumbar akan menaklukkan mereka satu per satu.

Merasa tertantang, para makhluk gaib itu pun berdatangan dan menyerang Ratna Narekh serta penduduk desa yang tak berdosa di sana hingga musnah. Termasuk para penjaga sendang Ratu Pantai Selatan di desa tersebut.

Baca Juga: Kisah Mahasiswa IPB 'Hilang' Saat KKN Selama 15 Tahun di Pulau Seram Mirip KKN di Desa Penari? Ini Ulasannya

Menariknya setelah membasmi Ratna Narekh dan seluruh penduduk desa, salah satu penjaga sendang yang merasuki jasad seorang penari di desa tersebut tak mau keluar, hingga akhirnya jasad penari tersebut dihancurkan oleh Ratu Pantai Selatan.

Karena telah melanggar kodratnya yang merupakan seorang makhluk halus namun malah memilih menjadi manusia, penjaga sendang itu pun dikutuk oleh Nyi Roro Kidul dan diusir dari Pantai Selatan.

Jadilah sang penjaga tersebut sosok siluman yakni setengah manusia dan setengah jin. Sang mantan penjaga sendang yang tak punya tempat tinggal ini pun mengembara dari satu tempat ke tempat lain, hingga akhirnya dia merasa nyaman dan memilih menetap di desa yang menjadi lokasi KKN Bima dan Ayu beserta teman-temannya.

Wujud dari sang siluman itu sendiri adalah sosok wanita layaknya manusia sungguhan yang mengenakan atribut berbau pantai selatan yakni memakai kebaya dan selendang hijau, cantiknan anggun.

Baca Juga: Selain Kisah Mistis KKN di Desa Penari, Seorang Mahasiswa IPB Hilang Selama 15 Tahun Saat KKN di Pulau Seram

Dia memiliki sifat jahil dan suka menggoda, terutama kepada kaum laki laki dan disebut bisa beranak pinak jika ada lelaki yang menyentuhnya atau tergoda olehnya.

Namun ketika dia marah akibat ada yang mengotori tempatnya atau melanggar aturan wilayah dia berkuasa, maka wujudnya akan berubah menjadi siluman dengan bentuk setengah badan atasnya tetap manusia, namun bagian tengah ke bawah menjadi ular berwarna hitam.

Sang siluman ini disebut Badarawuhi oleh sebagian masyarakat Jawa khususnya di lokasi tempat dia tinggal menetap, yang disebut sebagai ‘Desa Penari’.***

Editor: Intan Augustine Aida Suphi

Tags

Terkini

Terpopuler