PR CIMAHI – Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia tek terkecuali Indonesia.
Virus yang diduga pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok ini pada akhir tahun 2019 silam merupakan salah satu penyakit yang dapat menular lewat udara.
Untuk pencegahannya setiap orang harus menggunakan masker terutama saat bepergian ke luar rumah.
Baca Juga: Ingin Saingi Tesla, Hyundai Rilis Dua Jalur Produksi Mobil Listrik
Terbaru, beredar kabar teori konspirasi lainnya yang berkaitan dengan virus corona yang viral di media sosial Amerika Serikat.
Informasi yang diklaim sebagai teori tersebut terdapat antena kecil 5G pada masker bedah dan dapat dibengkokan.
Video yang beredar menunjukan bagian kawat plastik itu mengeluarkannya dari sisipan masker dan merusaknya.
Baca Juga: BLACKPINK Beri Bocoran Tanggal Rilis Album Terbarunya
Berdasarkan keterangan dari akun Instagram Jabar Saber Hoaks situs media Forbes menuliskan bahwa tidak sulit untuk membuktikan teori tersebut keliru, salah satunya tidak didukung dengan bukti ilmiah.
"Untuk mengatakan kawat itu sebagai antena 5G, harus bisa ditunjukkan kalau dia bisa memancarkan sesuatu, atau memiliki kemampuan untuk itu," tulis Forbes dalam artikelnya.
Joseph Downing dari London School of Economics yang mempelajari asal usul teori konspirasi 5G di balik wabah Covid-19 di mesia sosial mengatakan menemukan @5gcoronavirus19 sebagai akun pertama yang melontarkan teori konspirasi itu.
Baca Juga: Gubernur NTB: Pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika Tetap Berjalan Sesuai Rencana
Akun tersebut mencuitkannya 303 kali dalam tujuh hari, setiap cuitan juga men-tagging Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Jadi anda memiliki di sini seseorang yang paham cara memanipulasi lanskap media sosial," kata Downing.
Akun itu telah diblok Twitter tapi tidak jelas hingga kini siapa di baliknya.
Baca Juga: Kucing Peliharaan Menjadi Hewan Pertama yang Positif Virus Corona di Inggris
Namun, dipastikan orang tersebut paham bagaimana algoritma media sosial bekerja.
Berdasarkan hasil penelusuran pikiranrakyat-cimahi.com dari sumber Jabar Saber Hoaks, informasi yang diklaim teori konspirasi tersebut masuk dalam kategori Misleading Content.***