Network
KILASCIMAHI - Lato lato yang dikenal sebagai permainan jadul alias zaman dulu yang pernah populer di era 90-an dan mulai digemari anak-anak era sekarang
Di tengah ramainya pembahasan soal permainan lato lato, terungkap cerita tragis dalam sejarah terciptanya permainan ini
Kendati begitu sisi positif boomingnya lato lato di era sekarang seolah bisa menyampingkan ponsel pintar yang jadi permainan anak milenial masa kini
Tak hanya itu permainan lato lato bahkan sering dibuat perlombaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
Mainan lato lato terdiri dari dua plastik berbentuk bola padat dan diikat masing-masing pada seutas tali yang sama panjang
Pada bagian tengah tali terdapat ikatan bentuk lingkaran untuk dimasukkan ke jari agar bisa di inginkan mainan
Mau tahu bagaimana sejarah lato lato yang viral saat ini? yuk langsung saja simak ulasan selengkapnya
Berikut kilascimahi.com sajikan sejarah lato lato yang dikutip dari kanal YouTube Intan Sepuh
Lato lato ini sudah ada sejak 1960-an yang dinamai dengan clackers balls toys, meski populer di Indonesia ternyata lato lato bukan permainan asli tradisional Indonesia.
Permainan ini berasal dari Amerika
Serikat dan terinspirasi oleh Eskimo
Yoyo yakni mainan tradisional budaya asli Alaska pada awal 1970-an.
Crackers toys begitu populer hingga sampai ke penduduk provinsi kecil di Italia Utara
Crackers toys awalnya bola pada kliker bals toys atau pada lato lato terbuat dari kaca tempal bahan kaca membuat sifatnya bisa pecah saat dimainkan
Dan serpihan kaca bisa menimbulkan cedera parah dalam laporan dari pasar di Amerika Serikat dan Kanada.
Anak-anak terluka saat memainkan
permainan ini, oleh sebab itu pihak
pemerintah Amerika Serikat akhirnya melarang penjualan clekers balls toys di negaranya.
Pada tahun 1970-an di Amerika Serikat permainan ini sempat dilarang untuk dimainkan oleh pejabat sekolah new Melbourne Amerika Serikat
Karena berbahaya bahkan salah satu portal ternama di Amerika Serikat menerbitkan tulisan tentang fenomena clackers di kalangan anak Amerika Serikat
Pengguna terkadang membanting
clackers begitu keras hingga pecah
membuat pecahan plastik beterbangan seperti pecahan peluru ke segala arah
Saat itu banyak set clackers asli terbuat dari kaca temper 2 inchi
membuatnya lebih rentan pecah sehingga beralih ke plastik akrilik di Amerika Serikat.
Mainan ini dihentikan oleh food
and drop administration/FDA yang
kira-kira semacam Badan POM pengawas obat-obatan dan makanan, bahkan departemen sekolah new badford mengetuk Palu untuk menghentikannya.
Tidak sedikit dari permainan lato lato menimbulkan efek negatif permainan ini dapat memberikan sisi buruk dan bahaya
Terutama bagi penggunanya jika tidak mahir memainkannya akan mengalami kesalahan yang akan mengakibatkan cedera atau memar di sekujur pergelangan tangan.
Beberapa kasus tertentu seperti bola yang lepas dari tali dan mengenai wajah atau dahi anak-anak yang memainkan atau orang yang ada di dekatnya.
Suaranya juga menimbulkan kebisingan apalagi jika dimainkan bersama-sama pada sebuah kelompok.
hal tersebut kadang-kadang membuat orang tua lanjut usia terganggu
setelah kejadian tersebut crackers di
desain ulang di tahun 1990-an.
Dan permainan ini mulai populer
lagi dengan desain baru dari clackers
menggunakan plastik modern yang tidak akan pecah.
Dua segitiga berlawanan yang berayun bebas dipasang pada pegangan dengan bola pemberat di ujungnya clacker.
Sering dijual dalam warna neon cerah sebagai mainan anak pembuat kebisingan atau bantuan pesta pada 2017.
Bentuk asli mainan itu dihidupkan kembali di Mesir dan mendapat publisitas di kalangan anak sekolah di Indonesia.
Lato-lato dijual bebas dan sudah
tersedia di platform penjualan online harganya mulai dari 5 ribuan.
Banyak pula toko online yang menjajakan dagangan mainan ini dengan kata kunci lato lato viral.
Demikian kilascimahi.com sajikan sejarah lato lato viral punya sejarah kelam.***
