KILASCIMAHI - Sahabat adalah teman terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang individu. Sebagai orang tua, tentu penting bersahabat dengan anak dalam konteks asyik dalam segala hal.
Mendidik anak zaman sekarang tentu berbeda dengan zaman dahulu dan ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Anak zaman sekarang jika tersinggung sedikit kemudian dikatakan, baper (bawa perasaan), atau “kena mental nih” dan istilah lainnya yang menandakan sensitifnya perasaan mereka.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar bisa menjadi sahabat terbaik bagi anak? Jika situasi pengasuhan yang diarungi sangat menantang?
Dari kacamata psikologi apakah peran orang tua berpindah dari orang tua menjadi sahabat? Yuk simak pendapat ahli berikut ini.
Psikolog Triana Budi Lestari menjelaskan dalam channel YouTube Merdeka FM sebagai berikut:
Sebelum menjadikan anak sahabat, orang tua harus memahami 3 fase anak sebagai berikut:
- Usia 0-7 tahun anak sebagai raja.
Raja di sini merupakan kiasan bahwa orang tua sebaiknya memahami segala sesuatunya berdasarkan apa yang anak rasakan. Besarkan rasa empati orang tua. Karena di usia emas ini, anak merekam segala macam emosi, mulai dari kebahagiaan, trauma, dan kesedihan. Pada usia ini, singgasananya adalah bermain.
- Usia 7-14 tahun anak bisa dididik untuk membantu orang tua dalam berbagai aktivitas.
Libatkan sang anak untuk berbagai macam pekerjaan rumah dan aktivitas menarik lainnya. Tentunya dengan melibatkan sang anak orang tua tidak berekpektasi bahwa pekerjaan akan dituntaskan oleh sang anak. Namun, biarkan anak bereksplorasi dengan ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan orang tua. Berikan mereka tanggung jawab yang tidak memaksa.