KILASCIMAHI - Jatuh cinta berjuta rasanya. Sudah menjadi fitrah manusia untuk merasakan rasa suka pada lawan jenisnya. Perubahan besar akan terjadi ketika anak mulai memasuki masa remajanya. Orang tua tidaklah lagi menjadi satu-satunya pusat perhatian sang anak.
Pada akhirnya perubahan ini harus disikapi dengan bijak oleh orang tua. Orang tua juga tidak lagi bisa menuntuk sang anak untuk terus menerus memberi pelukan dan ciuman kepada sang anak seperti pada saat anak masih di fase balita.
Lantas apa yang harus dilakukan orang tua untuk menyikapi anak yang mulai merasakan jatuh cinta? Berikut penjelasan dr.Aisah Dahlan dalam channel Youtube SUAS Videos:
Pada anak remaja, terjadi perubahan perkembangan otak. Struktur perkembangan otak cinta pada anak remaja menjadi lebih besar, namun dimana tempatnya untuk rasa cinta dan kasih kepada orang tua hanya menempati sebagian kecil ruang di otaknya. Hal ini merupakan hal yang fitrah dan didukung pula oleh hasil penelitian, sehingga tidak perlu di keluhkan secara berlebihan oleh orang tua.
Baik laki-laki atau perempuan adalah normal ketika memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya di usia remaja. Bahkan anak perempuan di pesantren sekalipun. Mungkin saja dia akan bercerita menyukai guru laki-lakinya. Cukup tanggapi secara positif ketika mereka bercerita tentang kekagumannya, misalnya, “Iya nak, apa yang kamu sukai, suara ngajinya yang merdukah, atau bagaimana.”
Jika sang anak menyukai temannya yang lawan jenis, maka berikan sugesti positif misalnya dengan mengucapkan Alhamdulillah, bahwa memang sudah pada fitrahnya pada diri manusia untuk merasakan rasa suka kepada lawan jenis.
Jangan terburu-buru untuk melarang anak. Namun arahkan cara berperilaku anak ke arah yang lebih positif. MIsalnya jika anak mau pergi berdua dengan lawan jenisnya, orang tua dapat mengatakan, “Boleh nak, boleh bergaul dengannya, tapi kalau mau pergi, ajak teman-teman yang lain. Setidaknya ada 1 teman yang mendampingimu.”
Lalu sebenarnya batasan usia berapakah anak akan diperbolehkan untuk berpacaran? Menurut penjelasan Psikolog Jovita Maria pada channel YouTube TanamBenihFoundation.
Sebenarnya bukan kepada angka, namun lihatlah tingkat kedewasaan anak, serta kedewasaan secara psikologis, mental, dan rasa tanggung jawab sang anak. Tidak ada patokan usia yang tepat.
Secara rata-rata usia 18 tahun adalah usia kematangan pada remaja. Pada usia ini, orang tua bisa menilai kembali rasa tanggung jawab dan modal spiritual anak sebelum memberikan izin kepada anak untuk bergaul lebih dekat dengan lawan jenisnya.