KILASCIMAHI - Seringkali orang tua merasa frustrasi ketika menghadapi anak, jika sedang tantrum.
Padahal, sebenarnya tidak ada anak yang nakal. Menjadi nakal pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah lingkungan dan pola asuh dari orang tua.
Oleh karena itu, orang tua harus paham untuk menghindari kekerasan yang lahir dari rasa frustrasi ketika membersamai anak.
Pakar parenting Abah Ihsan dalam laman YouTube Share Channel memberikan pandangan bahwa, tegas itu bukan berarti kasar. Maksudnya bagaimana? Simak ulasan berikut.
Tegas itu tidak kasar. Bersikap tegas adalah wajib dalam pengasuhan anak. Tapi kekerasan itu dilarang. Ada banyak salah kaprah perihal disiplin dalam mendidik anak.
Ketika ada seorang anak berpendapat bahwa, “Untung orang tua keras sama saya,” Hal ini sebenarnya salah kaprah. Karena yang membuat sukses adalah ketegasan dan kedisiplinannya. Anak tidak membutuhkan kekerasan seperti misalnya orang tua berteriak atau memukul. Anak hanya membutuhkan ketegasan dan kedisiplinan.
Ketegasan itu berarti kita membuat batasan yang jelas dan konsekuensi yang jelas. Batasan merupakan pintu awal dalam melakukan negosiasi batas perilaku anak. Sedangkan konsekuensi akan digunakan ketika batasan tersebut terlewati oleh anak.
Kekerasan datang dari rasa frustrasi orang tua yang tidak memiliki skill. Mereka biasanya memegang prinsip bahwa jika setelah dilakukan penjelasan lebih dari 3 kali namun anak tak kunjung paham, maka boleh dilakukan teriakan, cubitan dan pukulan kepada anak.
Lalu, apakah berhenti sampai disini? Mereka mungkin akan meminta maaf pada anak, namun akan mengulangi teriakan, cubitan, bahkan pukulan di minggu berikutnya. Selama kita tidak mengendalikan perilaku anak, kita akan terus mengulanginya lagi.
Maka, lakukan hal berikut: Misalnya untuk anak yang berumur diatas 7 tahun dapat diberikan batasan seperti ini. Anak diminta untuk bersiap-siap sendiri sencara mandiri sebelum jam setengah 7, jika lewat dari setengah 7 maka tidak akan diantarkan ke sekolah. Apakah anak akan senang dengan tidak bersekolah?