Ramadhan Sebagai Momentum Melejitkan Takwa! Beginilah Tanda Dan Hakikat Orang Yang Bertakwa

- 25 Maret 2023, 17:43 WIB
Ramadhan sebagai ajang Melejitkan Takwa
Ramadhan sebagai ajang Melejitkan Takwa /Facebook Muslimah News Com /Burst-Shopify/Mukesh Mishra

“Bertakwalah engkau dalam segala keadaanmu!” (HR At-Tirmidzi dan Ahmad).

Frasa “haytsumâ kunta” maksudnya dalam keadaan lapang atau sempit, senang atau susah, riang-gembira atau saat tertimpa bencana (Al-Mubarakfuri, VI/104). Frasa “haytsumâ kunta” juga bermakna: di manapun berada, baik saat manusia melihat Anda ataupun saat mereka tak melihat Anda (Muhammad bin ‘Alan ash-Shiddiqi, Dalîl al-Fâlihîn, I/164).

Lalu seperti apa hakikat takwa?

Allah Swt. berfirman,

الٓمٓ . ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ

“Alif lâm mîm. Kitab (al-Quran) ini, tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi kaum yang bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 1—2).

Saat menafsirkan ayat di atas, Imam Ali Ash-Shabuni mengutip antara lain pernyataan Imam al-Hasan Al-Bashri, “Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap apa saja yang telah Allah Swt. larang atas diri mereka dan menunaikan apa saja yang telah Allah Swt. wajibkan atas diri mereka.” (Lihat: Ali Ash-Shabuni, Shafwah at-Tafâsîr, I/26).

Adapun menurut Imam Ibn Jarir Ath-Thabari, mengutip pernyataan Ibn Abbas ra., “Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang takut menyekutukan Allah Swt. dan mengamalkan apa saja yang telah Allah Swt. wajibkan atas mereka.” (Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, I/232—233).

Dengan demikian, jika memang takwa adalah “buah” dari saum Ramadhan yang dilakukan oleh setiap mukmin, idealnya usai Ramadhan, setiap mukmin senantiasa takut terhadap murka Allah Swt. dengan cara selalu berupaya menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, selalu berupaya menjauhi kesyirikan, senantiasa menjalankan ketaatan, memiliki rasa takut untuk melakukan perkara-perkara yang haram, dan senantiasa berupaya menjalankan semua kewajiban yang telah Allah Swt. bebankan kepada dirinya.

Bukan takwa namanya jika seseorang biasa melakukan salat, melaksanakan saum Ramadan, atau bahkan menunaikan ibadah haji ke Baitullah, sedangkan ia biasa memakan riba, melakukan suap dan korupsi, mengabaikan urusan masyarakat, menzalimi rakyat, dan enggan terikat dengan syariat Islam di luar yang terkait dengan ibadah ritual.

Halaman:

Editor: Kamariah

Sumber: Facebook Muslimah News Com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x