Di sisi Suriah , wilayah yang diserang terbagi antara wilayah yang dikuasai pemerintah dan kantong terakhir yang dikuasai oposisi negara itu, yang dikelilingi oleh pasukan pemerintah yang didukung Rusia.
Hampir 1.300 orang tewas di Suriah, menurut angka dari pemerintah Damaskus dan White Helmets, petugas penyelamat yang berlokasi di wilayah barat laut yang dikendalikan oleh pasukan oposisi.
Ratusan keluarga masih terperangkap di reruntuhan, kata White Helmets dalam sebuah pernyataan.
El Mostafa Benlamlih, koordinator residen dan kemanusiaan PBB di Suriah, mengatakan infrastruktur rusak parah di seluruh wilayah.
“Air [sumber] telah rusak. Kami sangat mengandalkan tangki air. Banyak dari mereka yang membutuhkan perbaikan serius atau perlu diganti,” katanya kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan bahan bakar tidak tersedia dan beberapa rumah sakit rusak. “Kami membutuhkan banyak bantuan di sini.”
Suhu beku,temperatur yang sangat dingin dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan tim penyelamat untuk menyelamatkan korban selamat yang terperangkap, kata Dr Steven Godby, pakar bahaya alam di Nottingham Trent University. Sulitnya bekerja di daerah yang dilanda perang saudara akan semakin mempersulit upaya penyelamatan, katanya.
Suhu di beberapa daerah diperkirakan turun di bawah titik beku dalam semalam, kondisi yang memburuk bagi orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan atau kehilangan tempat tinggal. Hujan dan salju turun di seluruh wilayah.
Bencana terbaru itu sudah menjadi korban tewas tertinggi akibat gempa bumi di Turki sejak 1999, ketika gempa dengan kekuatan yang sama menghancurkan wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul, menewaskan lebih dari 17.000 orang.