Benarkah Badarawuhi Menikah dengan Bima Dalam Cerita KKN di Desa Penari, Simak Ulasannya

- 19 Mei 2022, 18:10 WIB
Benarkah Badarawuhi menikah dengan Bima dalam kisah KKN di Desa Penari, simak ulasannya
Benarkah Badarawuhi menikah dengan Bima dalam kisah KKN di Desa Penari, simak ulasannya //instagram/@owliasarah

KILASCIMAHI - Benarkah Badarawuhi menikah dengan Bima dalam kisah mistis KKN di Desa Penari yang ditulis oleh akun Twitter SimpleMan.

Badarawuhi merupakan sosok penari siluman ular dalam cerita KKN di Desa Penari dari nampaknya sejak awal sudah menyukai Bima.

Menurut Mbah Buyut dalam thread Twitter SimpleMan dalam cerita KKN di Desa Penari, Badarawuhi dari sejak awal sudah mengincar Bima dan ia ingin memiliki Bima seutuhnya.

Namun ada teori lain yang mengatakan bahwa Ayu menyukai Bima, tapi Bima menyukai Widya. Bima dan Ayu sama-sama memiliki proker yang sama lalu tergoda dan lakukan perbuatan asusila sehingga membuat Badarawuhi marah.

Baca Juga: Benarkah Foto Nur KKN di Desa Penari Yang Beredar di Sosial Media itu Mahasiswa Tahun 1996?

Kesalahan yang dilakukan Bima dan Ayu sangatlah fatal hingga mereka berdua terjebak di alam lelembut.

Dalam thread Twitter SimpleMan dalam kisah KKN di Desa Penari, Widya menuturkan dalam informasi bahwa nasib Bima dan Ayu terjebak di alam lelembut.

Mbah Buyut membantu Widya dari cengkeraman lelembut Desa Penari dengan mangatakan bahwa Bima dan Ayu berada di sinden keramat yang membuat roh mereka tidak kembali ke raganya.

“Sinden sing di garap, iku ngunu, Sinden kembar, siji nang cidek kali, siji'ne nang enggon sing mok parani wingi bengi” (Sinden yang kamu kerjakan, itu kembar, satu di dekat sungai, satu yang kemarin malam kamu datangi)

Baca Juga: Benarkah Lokasi Asli Badarawuhi dalam Cerita KKN di Desa Penari Ada Di Rowo Bayu, Ini Penjelasan Om Hao

“eroh opo iku sinden?” (tahu kegunaan Sinden?)

“mboten mbah” (tidak tahu mbah)

“Sinden ku, enggon adus'e poro penari sak durunge tampil. nah, Sinden sing cidek kali, gak popo di garap, tapi, sinden sing sijine, ra oleh di parani, opo maneh sampe di gawe kelon” (Sinden itu tempat mandinya para penari sebelum tampil, nah, sinden yang di dekat sungai tidak apa-apa di kerjakan, tapi, sinden yang satunya, tidak boleh di datangi, apalagi di pakai kawin)

“Widya ngerti, sopo sing gok Sinden iku?” (Widya tahu siapa yang ada di sinden itu)

Widya diam lama, sebelum mengatakanya. “Ular mbah”

“nggih. Betul, sing mok delok iku, ulo-anak'e Bima karo” (yg kamu lihat itu, adalah anaknya Bima sama)

Baca Juga: Apa Benar Jin Bisa Membunuh Manusia Seperti Badarawuhi di KKN di Desa Penari? Ini Kata Ustadz Abdul Somad

“Ular itu mbah”

Mbah Buyut mengangguk

“iku ngunu, mbah sing kecolongan, Widya mek di dadekno Awu awu, ben si mbah ngawasi Widya, tapi mbah salah, koncomu iku sing ket awal wes di incer karo” (itu, mbah yang kecolongan, Widya cuam di jadikan pengalih perhatian, biar si mbah ngawasi kamu, tapi mbah salah, dari awal, yang di incar sama)

Mbah Buyut diam lama, seperti tidak mau menyebut nama makhluk itu.

“ngantos, yo nopo mbah, Ayu kale bima saget mbalik?” (lalu bagaimana mbah, apa Ayu sama Bima bisa kembali?)

Dari sini Mbah Buyut mengatakan bahwa Bima dan Ayu harus menerima akibat dari perbuatan asusila mereka berdua di tempat yang dikeramatkan.

Baca Juga: Seharusnya, Joko Anwar Yang Menjadi Sutradara Film KKN di Desa Penari, Ini Penjelasannya

“Bima ambek Ayu wes kelewatan, sak iki, kudu nanggung opo sing di lakoni” (Bima sama Ayu sudah kelewatan, sekarang, dia harus menanggung apa yang dia perbuat)

“Ayu sak iki, kudu nari, keliling Alas iki sak angkule nari, sadalan-sadalan,” (Ayu sekarang harus menari mengelilingi Hutan ini tampil, menari, di setiap jengkal tanah ini)

“Bima, yo kudu ngawini sing nduwe Sinden” (Bima ya harus mengawini yang punya Sinden)

“Badarawuhi, iku salah sijine sing jogo wilayah iki, tugas Badarawuhi iku nari, dadi bangsa lelembut iku yo seneng ndelok Badarawuhi iki nari, nah, sak iki, Ayu kudu nanggung tugas Badarawuhi nari” (Badarawuhi itu salah satunya yang jaga di wilayah ini, tugasnya ya menari, jadi bangsa lelembut suka melihat tarian dari Badarawuhi, sekarang, Ayu harus menggantikanya)

“Bima, kudu ngawini Badarawuhi, anak'e iku wujud'e ulo, sekali ngelahirno, isok lahir ewonan ulo” (Bima harus mengawini Badarawuhi, anaknya itu berwujud ular, sekali melahirkan, bisa lahir ribuan ular)

Baca Juga: Inilah 9 Fakta Badarawuhi dalam Cerita KKN di Desa Penari Ternyata Mengincar Widya

“salah kancamu, wes ngelakoni hal gendeng nang kunu, dadi kudu nanggung akibate” (salah temanmu sendiri, jadi sekarang mereka harus tanggung jawab)

Jelas disini, nasib Bima dan Ayu di alam lelembut. Mbah Buyut mengatakan Ayu harus menari menggantikan Badarawuhi. Sementara Bima harus menikah dan mengawini Badarawuhi dan memiliki anak berbentuk ular yang jumlahnya ribuan.

“Badarawuhi iku ngunu ratune ulo, bangsa lelembut sing titisan aji sapto, balak'e ra isok di tolak opo maneh di mendalno, mene isuk, tak coba'e ngomong apik-apik'an, wedihku, koncomu ra isok balek orep2” (Badarawuhi itu ratunya ular, bangsa lelembut yang sudah tak terbendung, kutukanya, gak bisa di tolak apalagi sampai di buang, besok pagi, biar tak coba ngomong baik-baik, takutnya, temanmu tidak bisa kembali hidup2)

Baca Juga: Oh Ternyata Ini Empat Rupa Penampakan Badarawuhi, Dalam KKN di Desa Penari, Yang Pasti Bikin Gak Bisa Tidur

Nur, Wahyu, Anton dan Widya kaget dengan penuturan Mbah Buyut. Mereka tak menyangka kedua temannya bernasib tragis karena kesalahannya sendiri.

Demikian penuturan nasib keenam mahasiswa dalam KKN di Desa Penari. Bima harus mengawini Badarawuhi dan memiliki ribuan anak ular menurut thread Twitter SimpleMan.***

Tulisan ini sudah tayang dalam artikel berjudul Badarawuhi KKN di Desa Penari Menikah dengan Bima? Begini Nasibnya Menurut Thread Twitter SimpleMan

Editor: Intan Augustine Aida Suphi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah